Portal Berita Online YPTA 1945 Surabaya
Dalam menjalani kehidupan, seseorang pasti mengalami jalan yang berliku, ada yang baik, dan ada yang buruk. Tidak mungkin kehidupan akan terus berjalan dengan lurus dan mulus. Setiap orang pasti mengalami kesengsaraan atau musibah. Tetapi sebagai umat muslim harus tetap tawakal dan berserah diri kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Adakalanya seseorang merasa jenuh dengan musibah yang sedang dialaminya, sampai – sampai terlintas fikiran untuk memohan kepada Allah segera menjemput ajalnya. Berdo’a memohon kematian kepada Allah. Tapi apakah menurut ajaran Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam dalam Islam itu diperbolehkan ?
Dalam kitab hadits Sunan An-Nasai tercantum sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Anas RA : Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasalla bersabda, ‘’Janganlah salah seorang diantara kalian mengharapkan mati sebab kesengsaraan yang menimpanya,’’ (HR An-Nasai).
Hadits tersebut menunjukkan suatu larangan akan meminta kematian karena kesengsaraan yang menimpanya, seakan – akan menunjukkan kejenuhan dalam menerima takdir Allah Subhanahu wa Ta'ala. Padahal jika mampu menghadapinya, maka Allah akan mengganjarnya dengan pahala.
Namun ada pengecualian, sebagaimana yang dijelaskan oleh As-Sindi dalam Hasyiyah Sunan An-Nasai : artinya, ‘’Dan tidak makruh meminta mati karena takut agamanya rusak,’’ (Lihat Syekh Abul Hasan As-Sindi, Hasyiyatus Sindi ‘alan Nasai, [Maktabah al-Mathbu’ah al-Islamiyyah], juz IV, hal 2).
Berharap mati memang tidak boleh, apalagi disebabkan oleh kesengsaraan yang menimpanya kecuali dikarenakan takut rusak agamanya. Maka dari itu, Nabi menganjurkan agar tidak berdoa meminta kematian, namun berdoalah memita kebaikan seperti doa berikut ini:
Artinya, ‘’Ya Allah, hidupkanlah aku selama kehidupan itu baik bagiku, dan wafatkanlah aku selama wafat itu baik bagiku,’’ (HR An-Nasa`i).
Selain hadits larangan memohon atau berdoa mati kepada Allah, ada pula beberapa penjelasan hadits yang menerangkan larangan berangan-angan meminta kematian.
Diriwayatkan dari sahabat Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda : ‘’Janganlah salah seorang diantara kalian berangan-angan untuk mati karena musibah yang menimpanya. Kalau memang harus berangan-angan, hendaknya dia mengatakan, ‘’Ya Allah, hidupkanlah aku jika kehidupan itu baik untukku. Dan matikanlah aku jika kematian itu baik bagiku.’’ (HR. Bukhari no. 6351, 5671 dan Muslim no. 2680)
Dalam hadits di atas, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang seseorang berangan-angan agar mati. Dalam riwayat dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu disebutkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
‘’Janganlah seseorang mengharapkan kematian dan janganlah berdoa meminta mati sebelum datang waktunya.’’ (HR. Muslim no. 2682)
Dalam hadits di atas terkandung larangan bagi setiap muslim untuk berangan-angan atau meminta kematian karena musibah yang dia alami, baik berupa kemiskinan, kehilangan sesuatu yang berharga, penyakit tertentu yang parah, luka secara fisik, atau musibah-musibah lainnya. Larangan ini karena dua alasan:
Pertama, perbuatan itu menunjukkan keluh kesah terhadap musibah yang menimpa, tidak ridha dengan takdir Allah Ta’ala dan menentang takdir yang telah Allah tetapkan.
Kewajiban bagi seorang muslim adalah bersabar dalam menghadapi musibah. Kewajiban sabar ini berdasarkan ijma’ ulama. Yang lebih utama dari sabar adalah bersikap ridha terhadap musibah atau takdir dari Allah Ta’ala.
Alasan kedua, berdoa meminta kematian tidaklah mendatangkan maslahat, namun justru terdapat mafsadah (keburukan), yaitu meminta hilangnya nikmat kehidupan dan berbagai turunannya yang bermanfaat.
Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, ‘’Janganlah seseorang mengharapkan kematian dan janganlah meminta mati sebelum datang waktunya. Karena orang mati itu amalnya akan terputus, sedangkan umur seorang mukmin tidaklah bertambah melainkan akan menambah kebaikan.’’ (HR. Muslim no. 2682)
Semoga kita semua temasuk hamba Allah yang terus bersabar dan tawakal akan setiap ketetapan takdir dari Allah Ta’ala. Karena setiap musibah, kesengsaraan bahkan kebahagiaan merupakan suatu jalan yang terbaik dari Allah Azza Wa Zalla untuk setiap hamba-Nya.
Repoter : MKM
Editor : LA_unda