Portal Berita Online YPTA 1945 Surabaya
Membaca shalawat memiliki banyak keutamaan dan manfaat yang tidak diragukan lagi. Nabi sallallahu alaihi wa sallam menjelaskan bahwa bacaan shalawat yang dibaca oleh umatnya akan dibalas sepuluh kali lipat.
Sebagian ulama bahkan menegaskan shalawat dapat menuntun seseorang menempuh jalan suluk. Shalawat sebagaimana ayat suci Al – Qur an, bernilai pahala apabila dibaca. Meski tidak mengerti kandungan artinya, karena sholawat Nabi berbeda dengan dzikir – dzikir yang lain.
Berikut adalah beberapa contoh manfaat yang didapatkan dengan membaca sholawat:
1. 1. Sebagai implementasi/perwujudan perintah Allah ta`ala untuk banyak bershalawat dan bertaslim untuk Rasulullah shallallahualaihi wasallam.
Allah subhanahu wataala berfirman :
Artinya: ‘’Sesungguhnya Allah dan malaikat – malaikat Nya bershalawat untuk Nabi, Hai orang-orang yang beriman bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya’’ (QS.Al Ahzab : 56)
2. 2. Shalawat merupakan salah satu sebab terkabulnya doa seorang hamba jika ia mengawali doanya dengan shalawat. Setiap orang yang mengawali doanya dengan shalawat dan taslim untuk Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dan mengakhiri doanya dengannya, maka doa tersebut sangatlah mustajab/dikabulkan oleh Allah dikarenakan banyaknya keberkahan shalawat tersebut.
3. 3. Dengan shalawat, lisan senantiasa basah dengan menyebut sang kekasih tercinta, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.
4. 4. Shalawat mendatangkan ketenangan jiwa dan pikiran serta kelezatan iman dan ketaatan/ibadah.
5. 5. Shalawat memenuhi majelis/perkumpulan dengan cahaya rahmat, dan keberkahan.
Setiap majelis yang didalamnya disebutkan nama Rasulullah shallallahualaihi wasallam, maka majelis itu akan dipenuhi oleh cahaya (iman), akan dihadiri dan diliputi oleh para malaikat, cahaya (rahmat) akan terus menerus turun didalamnya, serta semua amalan baik didalamnya langsung akan diangkat kepada Allah taala.
6. 6. Shalawat selalu mengingatkan diri kita terhadap Rasulullah yang tercinta, sehingga dapat meninggikan semangat beribadah, dan berakhlak dengan akhlak yang mulia, serta berjihad/bersungguh - sungguh dalam hidup ini dengan setinggi - tingginya jihad sebagaimana jihadnya Nabi kita shallallahu`alaihi wasallam.
Selain itu, ada satu kisah menarik berkaitan dengan keutamaan membaca shalawat. Kisah ini disampaikan oleh Syekh Muhammad Nawawi al – Bantani dalam kitabnya Tanqih al – Qaul. Syekh Nawawi mengutip cerita ini dari sebagian kaum sufi.
Diceritakan bahwa salah seorang tokoh sufi memiliki tetangga yang pemabuk. Kegemarannya menenggak minuman keras berada dalam taraf di luar kewajaran, melebihi batas, hingga ia tidak bisa membedakan hari, sekarang, besok atau kemarin. Ia hanyut dalam minuman keras. Pemabuk ini berulang kali diberi nasihat oleh sang sufi agar bertobat, namun ia tidak menerimanya, ia masih tetap dengan kebiasaan mabuknya.
Yang menakjubkan adalah saat pemabuk tersebut meninggal dunia, dijumpainya oleh sang sufi dalam sebuah mimpi, ia berada dalam derajat yang luar biasa mulia, ia memakai perhiasan berwarna hijau, lambang kebesaran dan kemegahan di surga.
Sang sufi terheran – heran, ada apa gerangan? Mengapa tetangganya yang seorang pemabuk mendapat kedudukan semulia itu. Sang sufi bertanya:
Artinya: ‘’Dengan sebab apa engkau memperoleh derajat yang mulia ini?’’
Kemudian pemabuk menjelaskan ihwal kenikmatan yang dirasakannya:
Artinya: ‘’Aku suatu hari menghadiri majelis dzikir, lalu aku mendengar orang alim berkata, barang siapa bershalawat kepada Nabi dan mengeraskan suaranya, surga wajib baginya. Lalu orang alim tadi mengeraskan suaranya dengan bershalawat kepada Nabi, aku dan jamaah juga menegeraskan suara seperti yang dilakukan orang alim itu. Kemudian Allah mengampuni kita semuanya pada hari itu, maka jatahku dari ampunan dan kasih sayang - Nya adalah Allah menganugerahkan kepadaku nikmat ini.’’
Demikian keagungan dan kehebatan membaca shalawat, hingga dirasakan manfaatnya oleh seorang pemabuk. Kisah tersebut terang saja bukan hendak membenarkan praktik mabuk – mabukan yang memang diharamkan dalam Islam. Cerita itu sekadar merefleksikan keistimewaan shalawat yang bisa mengantarkan seseorang pada samudera kasih sayang dan pengampunan Allah. Semoga senantiasa diberikan pertolongan oleh Allah untuk istiqamah membaca shalawat dan diakui sebagai umat baginda Nabi.
Sumber :