Ibadah Bukan Kewajiban, Tapi Kebutuhan: Visi Pendidikan Agama SMPTAG

  • 26 Maret 2025
  • VaniaS
  • 23

Pendidikan agama di sekolah tidak cukup hanya sebatas pemahaman teori. Lebih dari itu, yang terpenting adalah ubudiyah ibadah, yaitu bagaimana siswa benar-benar mempraktikkan ibadah dalam kehidupan sehari-hari.


Pemahaman materi tetap diperlukan, tetapi tanpa praktik yang konsisten, ibadah dapat menjadi sekadar pengetahuan tanpa penghayatan. Inilah yang menjadi perhatian utama dalam pembinaan keagamaan di SMP 17 Agustus 1945 (SMPTAG) Surabaya, terlebih di bulan Ramadhan, saat semangat beribadah lebih mudah ditanamkan.


Ramadhan dan Pembiasaan Ibadah di Sekolah


Masa remaja adalah fase pencarian jati diri, termasuk dalam hal keagamaan. Mereka membutuhkan bimbingan, bukan hanya dalam bentuk teori, tetapi juga kebiasaan yang terarah. Oleh karena itu, sekolah telah lama menjalankan program pembiasaan ibadah, seperti shalat Dzuhur berjamaah di Masjid Baitul Fikri Untag Surabaya.


Khusus pada hari Jumat, siswa laki-laki melaksanakan shalat Jumat di masjid, sedangkan siswa perempuan mendapatkan pembinaan keislaman di sekolah. Sebelum shalat, mereka mengikuti sesi penyampaian materi oleh guru. Materi yang diberikan tidak hanya membahas keutamaan ibadah, tetapi juga hal-hal mendasar yang sering terabaikan, seperti tata cara bersuci dan pentingnya menjaga kebersihan diri dalam ibadah.


Salah satu perhatian utama adalah pemahaman kesucian bagi siswa perempuan. Tidak sedikit di antara mereka yang menunda shalat setelah haid selesai, padahal seharusnya segera kembali menjalankan ibadah. Kebiasaan menunda ini perlu diluruskan agar mereka memahami bahwa shalat bukan hanya kewajiban, tetapi juga bagian dari ketaatan yang harus dijaga.


Sekolah Umum, Pendekatan Keagamaan yang Mendalam


Sebagai sekolah umum, SMPTAG Surabaya memiliki beragam latar belakang siswa, baik dalam tingkat pemahaman maupun praktik ibadahnya. Tidak semua siswa memiliki dasar agama yang kuat dari rumah, sehingga sekolah memiliki tanggung jawab untuk membekali mereka dengan ilmu agama yang cukup. 


Oleh karena itu, program keagamaan yang dijalankan bukan sekadar formalitas, melainkan bagian dari pembentukan karakter siswa. Kebiasaan-kebiasaan ini ditanamkan dengan harapan agar siswa tidak sekadar memahami ajaran Islam secara teori, tetapi benar-benar menjadikannya sebagai bagian dari kehidupan.


Keteladanan Guru dalam Menanamkan Ubudiyah Ibadah


Menanamkan ubudiyah ibadah tidak dapat hanya dibebankan kepada siswa. Guru dan lingkungan sekolah memiliki peran besar dalam memberikan contoh nyata. Anak-anak tidak hanya belajar dari apa yang mereka dengar, tetapi juga dari apa yang mereka lihat setiap hari.


Menegur dengan cara santun, menunjukkan kesopanan dalam berinteraksi, hingga disiplin dalam menjalankan ibadah adalah bagian dari pembelajaran yang akan mereka serap secara alami. Jika kita ingin siswa terbiasa shalat tepat waktu, maka guru pun harus disiplin dalam hal yang sama. Jika kita ingin mereka berinteraksi dengan akhlak yang baik, maka guru harus lebih dulu mencontohkan adab yang benar.


Dari Kewajiban Menjadi Kebutuhan


Program pembiasaan ibadah di sekolah bukan sekadar rutinitas, tetapi bagian dari syiar Islam. Kami ingin menanamkan kecintaan kepada masjid, membangun kebiasaan shalat berjamaah, dan membimbing anak-anak agar memahami bahwa ibadah bukan hanya kewajiban, tetapi juga kebutuhan dalam kehidupan mereka.


Ketika anak-anak sudah terbiasa menjalankan ubudiyah ibadah sejak di bangku sekolah, nilai-nilai ini akan melekat hingga mereka dewasa. Mereka tidak hanya memahami agama secara teori, tetapi juga mengamalkannya dengan kesadaran dan keikhlasan. Ramadhan bukan sekadar momen meningkatkan ibadah sementara, tetapi menjadi titik awal untuk menjadikan ibadah sebagai bagian dari perjalanan hidup mereka.


Pembiasaan yang dilakukan sejak dini akan membentuk karakter yang kuat. Jika ibadah sudah menjadi kebutuhan, mereka akan menjalaninya dengan penuh kesadaran, bukan karena keterpaksaan. Inilah yang menjadi harapan besar dalam pendidikan agama di sekolah, menjadikan generasi muda yang tidak hanya paham agama, tetapi juga hidup dengan nilai-nilai ibadah dalam setiap langkah mereka.


*) Nurul Huda, S.Ag., M.Pd., Guru Pendidikan Agama Islam SMP 17 Agustus 1945 (SMPTAG) Surabaya, Kepala Urusan Kesiswaan SMPTAG Surabaya


https://untag-sby.ac.id
https://www.untag-sby.ac.id

Vania

Reporter