Portal Berita Online YPTA 1945 Surabaya
Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Untag Surabaya melakukan Penggelaran Sarjana Sastra di Ruang Q210, Gedung Prof. Dr. H. Roeslan Abdulgani (29/8/24)
Acara ini diikuti oleh 78 mahasiswa dari dua Program Studi (Prodi), yaitu 43 mahasiswa Program Studi Sastra Inggris dan 35 mahasiswa Program Studi Sastra Jepang.
Acara yudisium dibuka secara resmi oleh Dekan Fakultas Ilmu Budaya, Mateus Rudi Supsiadji, S.S., M.Pd. Dalam sambutannya, ia memberikan pesan yang inspiratif tentang pentingnya perjuangan dan kerja keras dalam mencapai kesuksesan.
"Kita merayakan keberhasilan dan pencapaian para insan yang telah menempuh perjalanan panjang, penuh tantangan dan kerja keras. Siapa yang merasa santai tidak akan merasakan manisnya kesuksesan ini," tegasnya (29/8).
Mateus Rudi juga mengingatkan para lulusan bahwa usaha dan pengorbanan yang telah mereka berikan telah terbayar lunas. Ia menekankan pentingnya menjaga nama baik almamater Untag Surabaya di mana pun mereka berada.
“Para lulusan untuk selalu membawa nama baik almamater Untag Surabaya di manapun mereka berada. Kita harus selalu mengingat lima basis nilai, yaitu Kejujuran, Kecerdasan, Kebangsaan, Keberagaman, dan Kreativitas, kami berharap kalian akan terus mengingat dan menerapkan nilai-nilai ini dalam kehidupan sehari-hari," tandasnya
Kelima nilai dasar ini merupakan landasan Untag Surabaya dalam mendidik para mahasiswanya
Selama menempuh pendidikan di FIB Untag Surabaya, para lulusan telah belajar memahami dan menghayati beragam budaya, bahasa, sastra, dan sejarah. Mereka tidak hanya dibekali dengan ilmu pengetahuan, tetapi juga dengan nilai-nilai kemanusiaan, kebijaksanaan, dan kearifan lokal yang akan menjadi bekal berharga dalam kehidupan mereka di masa mendatang.
Dekan FIB Untag Surabaya menegaskan bahwa kelulusan ini bukanlah akhir, melainkan awal dari babak baru kehidupan.
"Dunia yang akan kalian hadapi penuh dengan dinamika dan perubahan. Jadilah individu yang terus belajar, beradaptasi, dan berpikir kritis," pesannya kepada para lulusan.
Pidato tersebut diakhiri dengan apresiasi kepada para dosen yang telah memberikan bimbingan serta kepada para orang tua yang telah mendukung putra-putri mereka hingga meraih gelar sarjana.
Acara yudisium juga dimeriahkan dengan pidato dari wisudawan terbaik, Hilda Fortuna Ramadhan, lulusan Program Studi Sastra Jepang. Dalam pidatonya, Hilda menyampaikan rasa syukur dan terima kasih kepada Untag Surabaya atas kesempatan berharga yang diberikan.
“Terima kasih kepada Untag Surabaya yang telah memberikan kesempatan saya untuk berdiri di depan ini sebagai mahasiswa terbaik Fakultas Ilmu Budaya. Saya sangat bersyukur bisa berkuliah di sini, mengingat banyak orang di luar sana mau kuliah namun tidak memiliki kesempatan" ungkapnya (29/8)
Hilda juga memberikan apresiasi kepada dosen dan teman-temannya yang telah menemani perjalanannya selama masa studi, terutama di masa pandemi COVID-19. Ia menekankan bahwa yudisium ini bukanlah akhir dari perjalanan, tetapi awal dari perjalanan yang sesungguhnya.
"Jangan pernah bosan untuk selalu mencoba hal-hal baru di sekitar kita, dan semoga ilmu yang kita dapatkan selama masa perkuliahan ini bisa kita manfaatkan di kehidupan yang akan datang," tutup Hilda dengan penuh semangat.
Penggelaran Yudisium FIB Untag Surabaya ini tidak hanya menjadi ajang perayaan, tetapi juga momen refleksi dan pembekalan bagi para lulusan yang siap melangkah ke tahap kehidupan selanjutnya dengan penuh percaya diri (Boby)