Ajak Peserta PMM Batch 2 Berkunjung ke Suku Tengger

  • 15 Desember 2022
  • 854

138 Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) batch 2 2022 di Untag Surabaya ikuti rangkaian acara “Seri Kebhinekaaan: Live in dan Eksplorasi Peradaban Suku Tengger” di Pegunungan Bromo, (7-8/12).

 

Salah satu mentor sekaligus mahasiswa Untag Surabaya, As’at Samsul Arifin, menjelaskan bahwa niat untuk berkunjung dan belajar disambut baik oleh Kepala Desa setempat.

 

“Ada prosesi penyambutannya, serta diadakan juga talkshow terkait Suku Tengger itu sendiri yang dipimpin oleh kepala desa,” jelas mahasiswa semester 7 tersebut.

 

Bersama dengan 7 mentor yang lain, As’at, panggilan akrabnya mengungkapkan bahwa 138 mahasiswa penuh semangat untuk mengikuti kegiatan di suku Tengger tersebut.

 

“Kami berangkat naik bus. Perjalanan kali ini menjadi pengalaman baru bagi mereka (peserta pertukaran mahasiswa), juga dapat menjadi pengalaman yang pertama dan terakhir bagi mereka, karena teman-teman pertukaran pelajar di Untag ini berasal dari luar pulau Jawa, sehingga kemungkinan untuk berkunjung ke Bromo dan Suku Tengger sangat minim,” tutur Mahasiswa Manajemen Untag Surabaya, (10/12).

 

Peserta pertukaran pelajar tidak dikenakan biaya, lantaran seluruh keperluan didukung oleh Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) selaku pengelola dana dari MBKM yang terlaksana di Untag Surabaya.

 

Salah satu peserta pertukaran pelajar dari Universitas Medan Area, Sumatera Utara, Zeflyn Olivia memaparkan kegiatan eksplorasi tak hanya berkunjung ke suku Tengger, dirinya bersama dengan peserta lain juga berkunjung ke Bukit Teletubbies, dan melihat sunrise Mentigen.

 

“Mengenai suku tengger sendiri, banyak yang menarik seperti kita sangat plural. Seperti mereka (suku tengger) mengucapkan salam dan saya mendengarkan salam saja, mereka tetap menggunakan salam dari agama manapun,” tutur Mahasiswa Universitas Medan Area.

 

Kunjungan Live in dan Eksplorasi Peradaban Suku Tengger secara tidak langsung menambah wawasan mengenai ragam budaya Tengger. Dapat dilihat dari cara menjamu dan menyambut tamu wisatawan yang berkunjung, toleransi tinggi diterapkan oleh masyarakat Suku Tengger.

 

“Ada juga hal menarik, dimana mereka mengenakan sarung. Tak hanya pria yang memakai sarung, wanita juga menggunakan sarung, dimana hal ini merupakan hal yang biasa bagi mereka. Jika ada kesempatan untuk berkunjung kembali, saya ingin kesana lagi.” tutupnya (Ratna)


https://untag-sby.ac.id
https://www.untag-sby.ac.id