Portal Berita Online YPTA 1945 Surabaya
Mahasiswa saat mengerjakan tugas akhir atau yang kerap disebut skripsi, mayoritas memilih judul penelitian sesuai bidang yang memang diminati oleh mahasiswa dengan harapan penelitian dapat terlaksana dengan lancar dan tidak membutuhkan waktu yang lama.
Lain halnya dengan salah satu mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi Untag Surabaya, Annisa Indira. Icha, sapaan akrabnya sempat merasakan kebingungan saat mengikuti mata kuliah Komunikasi Gender.
“Saya tidak mengira akan mengambil judul skripsi tentang soft masculinity dengan analisis resepsi. Karena dulu sewaktu masih ikut kelas mata kuliah Komunikasi Gender, saya tidak yakin dapat membawa lebih jauh pada bidang ini. Ternyata sekarang judul skripsi saya tentang komunikasi gender,” kata Icha.
Menurutnya, soft masculinity dapat dilihat Ketika seorang berjenis kelamin laki-laki namun terkesan memiliki paras cantik dan tampan dalam waktu bersamaan. Memiliki sisi feminis dalam artian lemah lembut, perhatian, memberikan kasih sayang dengan penuh, sensitif dan juga terbuka dalam mengekspresikan diri.
Interpretasi Soft Masculinity Pada Manga Tokyo Revengers (Analisis Resepsi Pada Khalayak Pembaca Manga) merupakan judul yang Icha ambil. Alasan mahasiswa kelahiran tahun 2000 mengambil analisis resepsi karena merasa tampilan manga Tokyo Revengers sangat nyentrik. Beberapa karakter laki-laki melakukan pekerjaan yang identik dengan pekerjaan perempuan dan juga fashion yang dikenakan tergolong unik.
“Contohnya sekumpulan geng motor yang memakai sepatu heels. Lalu muncul sebuah pertanyaan, apakah pembaca manga yang lain juga memiliki persepsi yang sama seperti saya,” katanya.
Perempuan kelahiram Kota Pahlawan ini juga menyatakan kesulitannya ketika mencari partisipan untuk Focus Group Discussion (FGD) dalam memenuhi analisisnya.
“Benar-benar struggle, karena saya tidak punya teman sesama wibu. Sebenarnya alasan saya mengajukan judul ini karena punya banyak teman online sesama suka Tokyo Revengers, di Twitter juga ada khusus buat anime biasanya di anitwt. Namun, masukan dari dosen pembimbing kurang setuju kalau pakai online alasannaya kurang valid, akhirnya saya hadir pada event-event jejepangan seperti event cosplay. Banyak yang menolak menjadi partisipan, akhirnya saya mulai chatting teman-teman, adik kelas, kakak kelas yang sepertinya juga suka anime dan memintanya untuk jadi partisipan saya,” ungkapnya.
FGD yang Icha lakukan berhasil dilaksanakan selama 2 jam lebih dengan hasil yang memuaskan. 5 dari 7 partisipan setuju bahwa anime Tokyo Revengers mengandung soft masculinity.
Icha juga sempat menyampaikan kesan pesannya ketika berhasil meraih penghargaan karya menarik pada Wisuda ke 127 kemarin sabtu (2/9).
“Alhamdulillah saya tidak menyangka dan sangat bersyukur. Perjuangan saya saat kesusahan mencari partisipan terbayarkan sewaktu mendapatkan penghargaan karya menarik. Pesan saya untuk teman-teman yang akan mengerjakan skripsi, cari judul yang kamu minati. Dari subjek maupun objek, biar target selesainya juga cepat. Tenang aja, kerja keras kalian tidak akan mengkhianati hasil,” tutupnya (Laras)