Arti Paskah Bagi Pemeluk Agama Kristen #2

  • 22 Maret 2019
  • latifah
  • 6150

Transformasi Hidup. Tingkat transformasi yang perlu dialami penganut agama Kristen yaitu Position Transformation, Behavior Transformation, dan Community Transformation.  Pertama dan kedua bersifat internal yaitu berada dalam setiap percaya, sedang yang ketiga bersifat eksternal yaitu sebagai akibat dari transformasi.

Position Transformation. Inilah transformasi tingkat pertama yang terjadi ketika seseorang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus. Transformasi terjadi dengan seketika. Dalam Soteriologi disebut palingenesia yang artinya “pembaharuan, kelahiran kembali, lahir baru, atau regenerasi”. Paulus menyebutnya dengan istilah “ciptaan baru” (2 Korintus 5:17). Pada tingkat ini secara judikal seseorang mengalami perubahan status atau posisi dari orang berdosa menjadi orang benar, dari musuh Allah menjadi anak Allah, dari orang yang mengalami kematian kekal menjadi mendapat hidup yang kekal, dari orang yang terkutuk menjadi orang yang diberkati, dari penyembah berhala menjadi penyembah Allah yang hidup dan benar. Sehingga sekalipun masih berada dalam dunia, tetapi bukan berasal dari dunia karena telah menjadi warga kerajaan Allah.

Behavior Transformation Transformasi Perilaku. Transformasi perilaku ini diawali oleh transformasi pikiran, yang Paulus sebut sebagai “pembaharuan budi”. Yang dimaksud dengan perilaku (behavior) ialah karakter, sikap, perbuatan atau tindakan seseorang yang dapat dilihat (visible), diamati (observable), dan dapat diukur (measurable). Berbeda dengan transformasi posisi yang terjadi secara seketika, maka transformasi perilaku terjadi secara bertahap sebagai suatu proses. Alkitab menyebutnya dengan istilah “pengudusan” yang dinamis. Paulus mengatakan “karena kamu telah menanggalkan manusia lama serta kelakuannya, dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya” (Kolose 3:9-10). Ayat ini menjelaskan kepada kita bahwa setelah lahir baru kita harus terus menerus mengalami proses pengudusan mencakup pengudusan pikiran, kehendak, emosi, dan hati nurani, pengudusan sifat-sifat maupun perilaku kita. Selanjutnya, Paulus menasehati berubahlah oleh pembaharuan budimu. Kata Yunani nous yang digunakan disini berarti akal budi atau pikiran. Pembaharuan nous adalah syarat untuk bisa mengenal dan melakukan kehendak Allah. Apa yang diyakini oleh pikiran atau nous akan mempengaruhi seseorang (Roma 14:1-8). Pembaharuan akal budi akan menghasilkan hidup kudus. Dengan demikian pengalaman transformasi perilaku atau tindakan adalah hasil dari pembaharuan akal budi.

Paulus dalam Efesus 4:17-32, berbicara tentang transformasi perilaku setelah sebelumnya mengalami transformasi posisi. Disini terlihat, terjadi perubahan dari yang tidak baik menjadi baik, dari perilaku negatif ke perilaku positif. Transformasi pada tingkat ini juga sangat berkaitan dengan pertumbuhan rohani seseorang sejak pengalaman regenerasi hingga dewasa rohani. Orang percaya perlu bertumbuh secara rohani. Agar kerohanian bertumbuh secara normal seseorang harus melakukan tiga hal yaitu, makan, minum dan latihan. Ketiganya merupakan sesuatu yang harus ada sejak pengalaman regenerasi hingga dewasa. Tuhan tidak ingin anak-anakNya mengalami stagnansi atau berhenti pertumbuhannya. Hal-hal yang dapat membantu pertumbuhan rohani kita antara lain, Firman Tuhan, adalah makanan dan minuman rohani bagi orang percaya yang memberi pertumbuhan dan pengertian (Mazmur 119:105,130). Ibadah dan doa kepada Tuhan harus menjadi bagian yang tak terpisahkan dari hidup kita, untuk itu diperlukan latihan dan disiplin diri. Bahkan, masalah-masalah yang kita hadapi sehari-hari dapat dipakai Allah sebagai sarana untuk melatih kita menjadi orang Kristen yang dewasa dan kuat. Dibutuhkan suatu usaha tekad dan kemauan yang kuat untuk menunjukkan karakter yang sudah dikuduskan dan buah-buah yang baik dalam hidup kita sehari-hari. Roh Kudus yang membaharui akan memberi kemampuan kepada orang Kristen yang bersungguh-sungguh. Karena itu setiap orang Kristen dituntut untuk penuh dengan Roh Kudus (Efesus 5:18). Kepenuhan Roh Kudus merupakan suatu pengalaman yang harus terus menerus diulang selama hidup orang percaya, dan dipertahankan agar jangan sampai hilang atau padam. Jika hilang masih dapat ditemukan kembali, Namu jika padam masih dapat dinyalakan lagi (Efesus 5:18; 1 Tesalonika 5:19). Untuk hidup dalam Roh maka orang percaya harus taat sepenuhnya kepada pimpinan Roh Kudus dalam hidup mereka (Galatia 5:25). Kehidupan dalam Roh adalah bagaimana cara kita mengikuti dan respon pada pimpinan Roh dan taat kepada apa yang dikehendakiNya. Untuk taat kepada Roh Kudus dibutuhkan iman dan penyerahan diri sepenuhnya.

Community Transformation. Transformasi komunitas ini terjadi karena kehadiran orang percaya. Komunitas ialah lingkungan hidup tempat dimana seseorang berinteraksi dengan orang lain. Dalam berinteraksi akan ada saling mempengaruhi yang bersifat negatif ataupun positif. Kehadiran orang Kristen di komunitasnya seharusnya memberi nilai yang positif dan menjadi berkat, karena untuk itulah kita dipanggil dan dipilih. Orang Kristen dapat menjadi agen perubahan di komunitas mereka. Tuhan menghendaki anak-anakNya menjadi orang yang berpengaruh di komunitas mereka karena mereka semakin serupa dengan Kristus dan bukannya menjadi serupa dengan dunia (2 Korintus 3:18; Roma 12:2). Urutannya harus benar, bukan lingkungan dulu yang berubah, melainkan diri kita dan perilaku kita kemudian terjadi perubahan lingkungan kita. Dengan cara demikian kita telah memenuhi fungsi kita sebagai garam dan terang dunia dan lingkungan akan merasakan pengaruh dari fungsi kedua metofora tersebut (Matius 5:13,14). Pengaruh garam yang mencegah pembusukan pada daging dan memberi rasa pada masakan serta terang memberi pengaruh terhadap gelap sehingga gelap menjadi sirna karena kehadiran terang, demikianlah kehadiran orang percaya memberi pengaruh yang baik bagi lingkungannya.

Kita perlu menjadi orang Kristen dengan paradigma yang baru dan meninggalkan paradigma lama. Orang Kristen dengan paradigma lama memisahkan kehidupan gereja dari kehidupan di dunia sekuler yang sakral dan yang sekuler dipisahkan. Paling jauh gereja mempengaruhi dunia sekuler dalam beberapa bidang pelayanan, contohnya membuka kebaktian atau pelayanan untuk kaum pengusaha dan professional, tetapi orang Kristen dengan paradigma baru adalah orang Kristen yang mewarnai bumi dan memberikan pengaruh kuat. Allah memberikan sebuah tujuan kepada gerejaNya yaitu menghadirkan kerajaan Allah dalam setiap aspek kehidupan di dunia. Allah ingin setiap orang percaya bergabung ke dalam misi-Nya untuk memperlebar kuasa kerajaan-Nya di negara atau kota dimana ia berada.

Kesimpulannya, kita patut mengucap syukur karena kita memiliki Allah yang hidup. Kita tidak menyembah Allah yang mati melainkan Allah yang bangkit. Melalui kebangkitan Allah kita memiliki hidup dan melalui kebangkitan Allah kita memiliki status yang baru. Oleh sebab itu hidup kita tidak lagi dikendalikan oleh ego kita melainkan dikendalikan oleh Allah Sang Juru selamat manusia. Makna Paskah memberikan kebebasan kita dari dosa dan kebinasaan. Allah mengganti dosa dan kebinasaan kita dengan pengharapan dan hidup kekal. Amin. (rr)

Reporter : YRS

Editor     : LA_unda

 


https://untag-sby.ac.id
https://www.untag-sby.ac.id

N. S. Latifah

Redaksi yang malang melintang di bidang jurnalisme