Portal Berita Online YPTA 1945 Surabaya
Menjelang tahun pemilu, para artis dan tokoh masyarakat berbondong-bondong mendaftarkan diri sebagai calon pemilu 2024 mendatang. Kecenderungan ini merupakan strategi meraih suara dengan dukungan partai politik untuk memanfaatkan popularitas dan panggung politik.
Pengamat politik Untag Surabaya, Dr. Andik Matulessy, M.Si, membagikan respon situasi ini. Andik mengamati keberadaan artis dan tokoh masyarakat di Indonesia yang mulai bergabung dengan partai politik untuk mencalonkan diri.
“Penting bagi calon anggota legislatif untuk memiliki pendidikan politik yang memadai. Partai politik harus memberikan pendidikan politik selama rekrutmen. Penting untuk para artis ini hanya menggunakan martabat tanpa pemahaman yang memadai,” jelas Penulis Buku Psikologi Politik ini (29/5/23).
Andik memaparkan, keikutsertaan artis dalam partai politik akan meningkatkan eksistensi partai sebagai modal menarik perhatian suara pemilih. Namun popularitas suara yang diperoleh tidak selalu menjamin hasil yang signifikan.
“Saya pikir artis memiliki bekal. Poin penting adalah populer dan dikenal. Popularitas sangat penting dalam dunia politik, meskipun belum tentu mendapatkan suara dari masyarakat,” jelas Andik perihal bekal pemilu 2024.
Andik melihat trend ini sebagai taktik cepat menarik perhatian pemilih. Kampanye partai politik merupakan agenda rutin setiap lima tahun dan membutuhkan perencanaan yang matang.
“Partai kurang menjalankan fungsi komunikasi politik, menjalankan fungsi komunikasi politik secara berkala. Fungsi politik parpol tidak dikelola dengan profesional. Seharusnya setiap hari partai politik membuat strategi sedini mungkin atas strategi selanjutnya,” pungkas Andik. (Elisa)