Portal Berita Online YPTA 1945 Surabaya
Memiliki keluarga harmonis merupakan impian banyak orang terutama yang hendak membangun keluarga kecil sebagai tempat untuk tumbuh dan berkembang. Dalam proses untuk membentuk keluarga kecil yang sempurna tentu tidak jauh dari cobaan yang akan menguji ketahanan keluarga.
Permasalahan yang sering ditemui di kalangan masyarakat Indonesia adalah kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), perselingkuhan, toxic parent, orang tua terlihat tidak harmonis sehingga berdampak kepada kesehatan mental anak.
Dalam hal ini, Fakultas Psikologi Untag Surabaya adakan kuliah umum dengan mengusung tema “Ketahanan Keluarga dan Kesehatan Mental Anak Menuju Bonus Demografi Bangsa Tahun 2030” pada Sabtu, (12/11) di Gedung Yayasan dan Rektorat Lt.6 Untag Surabaya.
Kegiatan Kuliah Umum yang dipenuhi oleh Mahasiswa Psikologi Untag Surabaya ini sekaligus menjadi serangkaian momen acara Dies Natalis ke-37 Fakultas Psikologi Untag Surabaya.
Acara dibuka dengan menyanyikan Indonesia Raya dan Hymne Untag dan sambutan Dekan Fakultas Psikologi Untag Surabaya, Dr. Rr. Amanda Pasca Rini, M.Si., Psikolog.
“Saya sangat mengapresiasi seluruhnya yang hadir disini, karena di hari libur seperti saat ini kalian masih berusaha untuk produktif belajar,” ujarnya saat memberikan sambutan.
Sebelum masuk pada sesi penyampaian materi, Dekan Fakultas Psikologi memberikan cindera mata kepada Pemateri, Dr. Budi Andayani, M.A., Psikolog sebagai ucapan terima kasih.
Datang langsung dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Bu Budi sapaan akrabnya, menyampaikan materi mengenai beberapa lingkup keluarga dalam mempertahankan rumah tangga dan kesehatan mental anak.
“Teknologi yang berkembang pesat berdampak kepada hubungan dekat dengan orang sekitar, gaya hidup, kebersamaan, hingga pengasuhan pada anak. Membentuk sebuah keluarga yang harmonis diperlukan adanya perkawinan yang tangguh antara suami dan istri, memiliki sebuah organisasi sistem keluarga yang fungsional, memiliki visi dan misi, dan sebuah tempat yang nyaman untuk tumbuh kembang anak dalam mencapai kebahagiaan dan kebermaknaan. Tidak ada yang instan di psikologi, semua butuh proses. Tidak instan,” jelas dosen Psikologi UGM tesebut.
Mahasiswi Semester 1 Psikologi Untag Surabaya sekaligus peserta Kuliah Umum, Rinanda Puspita Ningrum menyatakan bahwa dirinya dengan senang hati akan menghadiri kuliah umum seperti ini jika dikemudian hari diadakan kembali.
“Dalam mengikuti kuliah umum ini saya merasa lebih banyak mendapatkan pengetahuan dan tahu caranya mengubah keluarga menjadi yang lebih baik lagi serta bisa mengenali diri sendiri,” ungkap Nanda.
Kuliah umum diakhiri dengan sesi tanya jawab diramaikan antusiasme peserta yang mengajukan beberapa pertanyaan mengenai konflik keluarga yang dialami oleh diri sendiri maupun orang disekitarnya.
Tata aturan yang jelas, dukungan fasilitasi yang baik, dan tidak membiarkan anak-anak berkembang dan diasuh dengan teknologi gadget dapat diterapkan oleh seluruh keluarga di Indonesia agar menjadi rumah untuk tempat tumbuh dan berkembang secara sehat. Diharapkan dapat menunjang dalam membangun generasi emas 2030. (Ratna)