Beberapa Sekolah di Jawa Timur Mulai Terapkan Pembelajaran Tatap Muka

  • 25 Maret 2021
  • YRS
  • 1030

Jawa Timur Perlahan mulai memberlakukan pembelajaran tatap muka di jenjangg SMA dan SMK. Sekolah dengan system tatap muka ini dilakukan dengan durasi tiga jam. Sedangkan pada sekolah lainnya masih bertahan dengan system online.

 

Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jatim, Wahid Wahyudi menyebutkan ada sebesar 35% SMK, 20% SMA dan 10% SLB saat ini telah menerapkan pembelajaran tatap muka.

 

‘’Untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebesar 35%, sedangkan Sekolah Menengah Atas (SMA) sebesar 20% dan Sekolah Luar Biasa (SLB) ada 10% terhitung dari total sekolah di Jawa Timur,’’ ujar Wahid, Sabtu (20/3/2021).

 

Sistem pembelajarannya yang lebih banyak membutuhkan praktikum dan keterampilan langsung membuat Sekolah Menengah Kejuruan mendapat kesempatan lebih besar dibandingkan dengan sekolah lainnya.  

 

Sebelum itu Pemerintah Provinsi Jawa Timur bersama Dinas Pendidikan Jatim melakukan uji coba pembelajaran tatap muka pada tingkat SMA dan SMK dengan membatasi satu daerah, yaitu 1 SMA, 1 SMK dan 1 SLB. Namun karena hasil uji coba tersebut baik, maka jumlah sekolah yang memberlakukan sekolah tatap muka ditambah.

 

Diketahui kebijakan tersebut diputuskan setelah hasil evaluasi sekolah daring menunjukkan adanya penurunan kualitas pembelajaran. Daya tangkap siswa terhadap pelajaran yang diberikan oleh pengajar tidak mampu diserap dengan optimal.

 

Terkait hal tersebut Wahid Wahyudi menambahkan bahwa ada beberapa mata pelajaran khusus yang memang membutuhkan pembelajaran secara tatap muka, utamanya adalah pelajaran yang lebih sering dilaksanakan dengan praktikum.

 

‘’Khususnya pelajaran tertentu seperti matematika, kimia, fisika, apalagi yang menyangkut praktikum. Seperti Sekolah Menengah Kejuruan misalnya, yang mengajarkan beberapa keterampilan dan harus memegang alat,’’ imbuh Wahid.

 

Jika sekolah tatap muka tidak segera diterapkan kembali seperti awal mula, maka dikhawatirkan dapat terjadi learning loss, karena terdapat berbagai kendala dalam pembelajaran system online, yaitu sarana prasarana dan daya tangkap siswa. Kebijakan ini sekaligus merespon permintaan orangtua yang mendesak supaya sekolah kembali dibuka.

 

‘’Di daerah Madura banyak kepala sekolah yang lapor ke kami. Jika pembelajaran tatap muka tidak segera dilakukan, akan banyak sekolah kehilangan siswanya. Ternyata banyak orangtua memindahkan anaknya ke pesantren karena beranggapan bahwa SMA atau SMK sudah tutup,’’ ungkap Wahid.

 

sumber : suarasurabaya.net

 


https://untag-sby.ac.id
https://www.untag-sby.ac.id

Y. RAKA S.

Reporter

BERITA TERKAIT

Samsung Resmi Rilis Galaxy S 4
  • 15 Maret 2013
  • 6743
Kuliah Di India Murah
  • 19 Maret 2013
  • 6813