Berkomunikasi Baik dan Benar Dibutuhkan Dalam Berorganisasi

  • 01 Maret 2017
  • 6082

Fakultas Psikologi UNTAG Surabaya dalam Pelatihan Excellent Service dan Bussines Attitude bagi tenaga kependidikan yang terselenggara di Hotel Santika Surabaya mengudang pemateri dari Bintang Multimedia Center, Iman Dwihartanto, Kamis (24/2/2017). Pada pelatihan tersebut, Iman menjelaskan cara berkomunikasi yang baik dan benar dalam organisasi.

Komunikasi adalah suatu proses dimana seseorang atau beberapa orang, kelompok, organisasi, dan masyarakat menciptakan, dan menggunakan informasi agar terhubung dengan lingkungan dan orang lain. Sementara itu, cara berkomunikasi pada umumnya dilakukan dengan cara verbal (kata-kata), visual (symbol), body language (bahasa tubuh), dan tulisan.

“Dengan adanya komunikasi yang baik dan benar dapat membina kepercayaan, mengkoordinir tindakan, dan merencanakan strategi. Masalah di lingkungan kerja sebesar 70%-80% disebabkan karena adanya mis-komunikasi,” kata Iman.

Komunikasi sendiri terbagi atas komunikasi formal dan informal. Komunikasi formal adalah suatu proses komunikasi yang bersifat resmi dan biasanya dilakukan oleh lembaga formal melalui garis perintah atau sifatnya instruktif berdasarkan struktur organisasi. Sedangkan komunikasi informal adalah komunikasi antara orang dalam organisasi, tetapi tidak direncanakan atau tidak ditentukan dalam struktur organisasi.

“Komunikasi bisa dikatakan benar-benar efektif apabila ada timbal balik dua arah, sebaliknya jika tidak ada timbal balik maka komunikasi tidak efektif. Pedoman komunikasi yang efektif adalah respect, emphaty, andible, clarity, dan humble,” jelas Iman.

Pada kesempatan yang sama dia menjelaskan, tips berkomunikasi yang efektif. Menurut Iman sebelum seseorang berbicara harus berpikir terlebih dahulu, menggunakan kalimat sederhana sehingga mudah dipahami lawan bicara, jelas, dan terdengar

“Untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi bisa dengan cara berbahasa yang baik dan benar, pelafalan, berlatih olah vokal, berlatih gerak (bahasa tubuh), membaca SOP organisasi, lebih rajin mendengarkan, hindari membaca yang tidak berkualitas, terlibat aktif dalam diskusi, berpikir terlebih dahulu baru berbicara, dan kembangkan pola pikir sehat,” ujarnya.

Diakhir sesi, Iman berpesan kepada peserta pelatihan agar berhati-hati ketika menulis status atau tulisan apapun di media sosial, karena jika informasi yang ditulis dalam media sosial tersebut tidak benar bisa berdampak bagi lembaga atau organisasi.

“Media sosial yang ada harus digunakan secara baik dan bijak. Manfaatkanlah media sosial dengan benar demi kemajuan lembaga,” pesan Iman.


https://untag-sby.ac.id
https://www.untag-sby.ac.id