Portal Berita Online YPTA 1945 Surabaya
Ramadhan merupakan peluang momen emas bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Menjelang Idul Fitri, konsumsi masyarakat semakin tinggi khususnya pada produk-produk fashion.
Dra. Sri Andayani, M.M., Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) Untag Surabaya menjelaskan bahwa usaha UMKM dapat memenuhi kebutuhan masyarakat selama bulan Ramadhan.
“Momen lebaran menjadi potensi mendongkrak bisnis di sektor wisata dan menghasilkan keuntungan setelah Ramadhan. Bisnis yang mendapatkan banyak keuntungan di bulan Ramadan adalah fashion, makanan dan minuman. Industri hiburan, wisata, dan restoran juga mendapat keuntungan selama ramadhan,” ungkapnya, Rabu (30/3/23).
Menurut Dosen FISIP Untag Surabaya itu, meredanya pandemi 2022 memaksa masyarakat untuk menggunakan kembali produk fashion secara bertahap. Pada masa pandemi masyarakat mengalihkan aktivitas belanja ke produk yang lebih kesehatan. Situasi pandemi juga memaksa orang untuk tetap berhubungan karena pembatasan sosial.
“Konsep bisnis fashion lebaran justru telah berkembang sejak pandemi. Namun, masyarakat tetap berhati-hati (dalam hal daya beli produk fashion). Orang-orang perlahan mulai belanja untuk kebutuhan fashion, terutama menjelang Idul Fitri. Gagasan seperti mukena adalah pasangan ibu dan anak, seragam saat silahturami ada. Hal itu ditawarkan, tetapi ada sedikit permintaan untuk itu,” jelasnya.
Sri percaya bahwa budaya masyakat merayakan setelah hari besar merupakan peluang bisnis bagi industri fashion.
“Meski daya beli produk fashion masih lemah di Ramadan ini dan hari raya. Tetapi, banyak sekali harapan di bulan setelahnya ketika orang punya hajat dan sebagainya. Tidak semua pembuat busana menggunakan bahan baku lokal. Penyesuaian ketersediaan bahan baku impor menjadi salah satu penyebab rendahnya memproduksi pabrikan,” tambahnya.
Tren menggunakan pre-order ini merupakan strategi untuk memutar produk fashion.
“Daripada membuat suatu produk, tapi produk itu tidak cepat berputar atau laku,” tutupnya (Nabila)