Portal Berita Online YPTA 1945 Surabaya
Pengguna WhatsApp akhir-akhir ini dihebohkan dengan kebijakan privasi baru. Salah satu dari kebijakan tersebut adalah percakapan dengan akun bisnis di WhatsApp yang akan dibagikan dengan perusahaan induknya, yaitu Facebook.
Hal itu lantas membuat sejumlah pengguna Whatsapp tercengan. Bahkan, tak sedikit dari mereka yang dikabarkan pindah ke platform percakapan seperti Signal atau Telegram. Untuk menenangkan suasana tersebut, Head of WhatsApp, Will Cathcart akhirnya buka suara dalam sebuah wawancara. Ia mengaku bahwa kebijakan tersebut ternyata membuat sejumlah pengguna bingung.
‘’Kami sadar pembaruan ini membuat sejumlah pengguna bingung. Kami sebenarnya tidak mau seperti itu,’’ ujar Will, pada Rabu (20/1/2021).
Lebih lanjut Will menambahkan bahwa, agar pengguna Whatsapp tidak bingung, kebijakan akan diumumkan secara terbuka dan transparan atara kedua bilah pihak yang saling berkaitan. Menurutnya hal ini penting, karena di masa depan bukan tidak mungkin pengguna WhatsApp akanbanyak yang bercakap-cakap dengan akun bisnis, misalnya untuk berbelanja dan lain sebagainya.
‘’Kebijakan ini diumumkan secara transparan supaya pengguna tahu bagaimana komunikasi antar-pengguna dan akun bisnis di WhatsApp terjadi,’’ imbuh Will.
Sementara itu kebijakan baru sebenanrnya bersifat opsional. Will juga mengatakan bahwa aturan main ini sebenarnya pengguna Whatsapp dapat memilih baik itu sebagai pengguna biasa maupun akun bisnis. Ketika akun bisnis pada WhatsApp didukung oleh Facebook, maka pengguna juga akan diberitahu.
‘’Untuk kepentingan transparansi, pengguna akan diberitahu di bagian atas jendela percakapan apabila suatu akun bisnis melibatkan layanan dari Facebook. Jika tidak ingin melanjutkan, maka pengguna bisa mengabaikan percakapan atau akun bisnis tersebut,’’ jelas Will.
Yang pasti, Will mengungkapkan bahwa WhatsApp tidak akan membagikan data percakapan pribadi di platform tersebut, berikut daftar kontak dan lokasi pengguna. Sebab, selama ini percakapan WhatsApp sendiri dilindungi oleh sistem keamanan end-to-end encryption.
sumber : kompas.com
Reporter