Portal Berita Online YPTA 1945 Surabaya
Pemerintah Kota Surabaya berikan tambahan imunisasi Measles Rubella (MR) melalui rekomendasi pelaksanaan Outbreak Response Immunization (ORI) sebagai upaya pencegahan penularan penyakit campak.
Semakin bertambahnya proteksi penyakit campak menyebabkan resiko yang besar bagi anak-anak maupun orang dewasa. Menimbang hal ini, pencegahan dan pengendalian penyakit campak harus dilakukan secara rutin.
Dilansir dari jawapos.com, Kepala Dinas Kesehatan Surabaya (Dinkas) Nanik Sukristina mengatakan kebanyakan kasus ini dialami oleh warga kasawan Surabaya Utara. Pemberian imunisasi rutin terus digiatkan untuk memaksimalkan sasaran terfasilitasi optimal.
“Sebagian besar dari kasus tersebut memiliki riwayat perjalanan dari wilayah perbatasan Surabaya. Yakni, limpahan dari tetangga pulau, karena Madura saat ini ditetapkan Kejadian Luar Biasa (KLB). Salah satu upaya pencegahan melalui pelaksanaan Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) pada Agustus - Oktober 2022 dengan memberikan imunisasi MR dan melengkapi status imunisasi yang belum lengkap kepada sasaran anak usia 9-59 bulan,” jelasnya (26/1)
Kegiatan BIAN secara serentak dilakukan untuk meningkatkan herd immunity terhadap penyakit campak dengan pemberian imunisasi MR. Capaian imunisasi MR di Surabaya kini melebihi angka target nasional mencapai 95%.
“Capaian vaksin MR 1 di Surabaya sebesar 99,23% untuk usia 9 bulan dalam imunisasi dasar lengkap (IDL). Imunisasi MR 2 sejumlah 101,99% untuk usia 18-24 bulan dalam imunisasi booster baduta (bayi bawah dua tahun),” ungkap Nanik
Kewaspadaan yang harus ditingkatkan masyarakat apabila menemukan suspek campak dengan muncul gejala demam biasanya lebih dari 38 derajat Celcius selama tiga hari atau lebih, disertai salah satu atau lebih gejala batuk, pilek, mata merah, atau mata berair, ruam merah dari belakang telinga berbentuk makulopapular selama tiga hari atau lebih, beberapa hari kemudian (4-7 hari) akan menyebar ke seluruh tubuh.
“Petugas akan mengambil sampel serum, penyelidikan epidemiologi, pencatatan, dan pelaporan secara individual. Hal ini dilakukan secara agresif sejak akhir 2022, mengingat ada risiko penularan melalui wilayah perbatasan Surabaya yang terindikasi ada peningkatan kasus sejak TW 3-4 tahun 2022 di wilayah tersebut,” ujarnya.
Pihaknya melibatkan seluruh fasilitas layanan kesehatan yang meliputi puskesmas, rumah sakit, dan klinik untuk melaporkan setiap kasus suspek campak.
Reporter