Portal Berita Online YPTA 1945 Surabaya
M. Bagus Setiyo Bakti, M.Kom, pegawai Direktorat Sistem Informasi-Yayasan Perguruan 17 Agustus 1945 Surabaya ciptakan Aplikasi Sistem Isyarat Bahasa Indonesia untuk pembelajaran Sekolah Luar Biasa (SLB) Dewi Sartika Sidoarjo dalam mengenali abjad dan angka SIBI.
Bahasa isyarat merupakan metode komunikasi yang umumnya diterapkan oleh tunarungu dan tunawicara. Secara resmi Indonesia memiliki dua bahasa isyarat yaitu Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) dan Bahasa Isyarat Indonesia (BISINDO). Saat ini SIBI telah digunakan di seluruh Sekolah Luar Biasa se-Indonesia.
Bagus mengatakan, bahwa komunikasi antara penyandang disabilitas dan anak normal sering memunculkan banyak perbedaan. Sistem yang diciptakan memiliki tujuan untuk mengatasi persoalan tersebut. ‘’Anak disabilitas juga berhak diperlakukan sama seperti halnya anak normal. Pada umumnya kebanyakan orang normal susah memahami apa yang diinginkan oleh disabilitas, terutama dalam berkomunikasi,’’ ucap lulusan S2 Institut Sains dan Teknologi Terpadu Surabaya tersebut, (10/2/20).
Dalam hal ini Bagus mengimplementasikan SIBI menggunakan Convolutional Neural Network (CNN) untuk memproses 26 kelas alfabet dan 10 kelas angka. Sedangkan dataset dibagi menjadi dua yaitu training dan validasi. CNN sendiri merupakan salah satu disiplin ilmu dalam Deep Learning, di mana komputer akan belajar dari data yang tersedia untuk membedakan semua abjad dalam bahasa isyarat.
Hasil akurasi sistem tersebut menunjukkan angka yang tinggi, yaitu 97,55% dari 100 epoch dalam proses training. Sedangkan nilai validasi data dengan menggunakan gambar menunjukkan angka 91,67%. Bagus menambahkan aplikasi tersebut juga dapat berjalan secara realtime, sehingga akan memudahkan pengguna. ‘’Aplikasi berjalan secara realtime, jadi user dapat mencoba secara live dengan arahan yang diberikan oleh pemandu dari layar monitor,’’ imbuh Bagus.
Dengan Aplikasi Sistem Isyarat Bahasa Indonesia yang telah dirancang, Bagus berharap supaya komunikasi antara penyandang disabilitas dengan orang normal dapat dilakukan lebih mudah. ‘’Harapannya semua orang dapat belajar Bahasa isyarat lebih mudah, sehingga komunikasi dengan penyandang disabilitas dapat dilakukan layaknya orang normal pada umumnya,’’ tutup Kepala Sub Bagian Jaringan dan Hardware Direktorat Sistem Informasi tersebut.
Reporter