Portal Berita Online YPTA 1945 Surabaya
Kemasan plastik telah menjadi pilihan utama dalam belanja online yang semakin mendominasi era modern ini. Walaupun kemudahan dan kenyamanan yang ditawarkan oleh plastik dalam mengemas produk telah mengubah cara kita berbelanja, dampak negatif yang terkait dengan penggunaan berlebihan kemasan plastik sering kali luput dari perhatian.
Kepada Tim Warta 17 Agutus, Selasa (8/8), Mochammad Amirur Rosyidin, S.E. Ketua Umum Kepengurusan Yayasan Bina Bhakti menafsirkan penggunaan plastik sekali pakai yang umum dalam pengiriman barang telah menyumbang secara signifikan terhadap masalah lingkungan yang serius.
“Permasalahan seperti polusi laut yang merusak ekosistem laut dan mengancam keberlangsungan satwa laut. Penting bagi kita semua untuk meningkatkan kesadaran akan konsekuensi ekologis dari kebiasaan berbelanja online dan berupaya mencari solusi berkelanjutan, seperti mengadopsi kemasan alternatif yang ramah lingkungan, sehingga kita dapat mengurangi dampak negatif terhadap bumi kita,” ujarnya
Euforia belanja online telah memberikan dorongan kepada konsumen untuk cenderung membeli produk dalam jumlah besar, seringkali dikemas dalam plastik yang tidak ramah lingkungan. Fenomena ini mungkin disebabkan oleh kenyamanan dan aksesibilitas berbelanja secara online, yang dapat merangsang hasrat untuk mengakuisisi lebih banyak barang tanpa banyak pertimbangan terhadap dampak lingkungan jangka panjang.
Melansir Detik.com, Dalam beberapa tahun terakhir terjadi peningkatan dramatis dalam jumlah sampah plastik di seluruh dunia, dengan sebagian besar penyebabnya terkait dengan penggunaan kemasan plastik dari belanja online. Fenomena ini mengakibatkan dampak lingkungan yang serius, mengancam ekosistem laut, keanekaragaman hayati, dan keseimbangan ekologi.
“Kemasan plastik sekali pakai yang kerap digunakan dalam transaksi online tidak hanya menimbulkan beban limbah yang besar, melainkan juga memperburuk persoalan polusi mikroplastik yang berpotensi merusak jaringan makanan dan memengaruhi kesehatan manusia. Langkah-langkah komprehensif mutlak diperlukan guna mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, merangsang inovasi dalam bahan kemasan yang ramah lingkungan, serta meningkatkan kesadaran konsumen tentang efek negatif dari perilaku berbelanja yang tidak berkelanjutan ini,” ujar Rosyidin
Dampak dari penggunaan kemasan plastik dalam belanja online ini sangat merugikan lingkungan. Plastik tidak mudah terurai dan membutuhkan waktu yang lama untuk terdegradasi secara alami.
“Sampah plastik yang tidak dikelola dengan baik dapat mencemari sungai, laut, dan ekosistem lainnya. Hewan-hewan laut juga terancam karena seringkali menelan atau terjebak oleh kemasan plastik yang dibuang sembarangan. Tanpa perubahan segera dalam kebiasaan menggunakan kemasan plastik saat berbelanja online, dampak negatif yang timbul akan semakin memburuk,” tambahnya
Di tengah euforia belanja online yang semakin meluas, menyadari dan mengatasi dampak negatif kemasan plastik menjadi suatu kewajiban yang tak terelakkan.
“Para produsen dan penjual memiliki tanggung jawab yang lebih besar terhadap lingkungan dengan menyediakan pilihan kemasan yang ramah lingkungan. Selain itu, pemerintah juga harus terlibat dalam mengatur penggunaan kemasan plastik dalam belanja online melalui kebijakan yang mengurangi penggunaan plastik sekali pakai. Dengan adanya kolaborasi semua pihak, kita bisa mengurangi dampak negatif kemasan plastik dan menjaga keberlanjutan lingkungan untuk generasi yang akan datang,” pungkasnya (Elisa)