Portal Berita Online YPTA 1945 Surabaya
Peredaran rupiah momen Hari Raya Idul Fitri diprediksi berada pada level tertinggi. Akan ada transaksi senilai triliunan rupiah dengan adanya tren mudik, belanja dan pembagian THR. Kondisi ini berdampak pada kondisi keuangan seseorang meningkat secara signifikan.
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Untag Surabaya Dr. Slamet Riyadi, M.Si., Ak., CA. mengutarakan akan ada perasaan gembira dan bahagia di dalam pikiran karena mendapatkan uang tiba-tiba.
“Kebahagiaan terkadang memaksa kita untuk melakukan pembelian tanpa memikirkan keadaan keuangan di masa depan. Kebahagian yang dirasakan terkadang membuat kita lupa bahwa kita yang membayar untuk pembelian itu,” katanya (7/4)
Apalagi dengan banyaknya variasi barang dan jasa yang ditawarkan, promosi menarik, dan kemudahan akses belanja online dari rumah saat lebaran.
Hal ini menyebabkan konsumen memutuskan untuk menghabiskan banyak uang. Sebisa mungkin kita harus mengatur pembelian atas dasar kebutuhan, dan bukan atas dasar keinginan. Salah satu caranya adalah dengan membuat daftar kebutuhan agar biaya konsumsi bisa terjaga.
“Sebenarnya, kita harus memutuskan berapa banyak uang yang didapat untuk berbelanja. Jika memuaskan keinginan, barang atau jasa dapat beli, maka tidak ada kepuasan,” ungkap Dr. Slamet Riyadi
Secara teori bahwa konsumsi bergantung dari pendapatan. Jika pendapatan naik, konsumsi kita juga naik. Namun, jika pendapatan sudah tinggi, maka tambahan income, tidak mendorong tambahan konsumsi.
“Kondisi ini terkait pada saat individu sudah mempunyai income yang tinggi maka Marginal Propensity Consume menurun. Sehingga mempunyai kemampuan untuk menabung yang tinggi,” ujarnya
Dosen FEB itu menekankan harus terdapat ada pembagian yang jelas antara pemenuhan kebutuhan, dana darurat, tabungan, bahkan investasi. Semakin tinggi pendapatan semakin tinggi peluang investasi.
“Penggunaan uang harus diatur. Karena penggunaan uang uang baik tergantung pada jumlah yang dimiliki. Pilihan investasi sangat beraneka ragam, baik investasi di sektor keuangan maupun di sektor riil. Saat ini sudah banyak pelatihan terkait pilihan investasi tersebut,” jelasnya
Dr. Slamet Riyadi berharap investasi tersebut akan menciptakan banyak bisnis baru. Oleh karena itu, selain mendorong pertumbuhan ekonomi, juga membuka lapangan kerja baru. Namun, mengingatkan kita untuk mempelajari terlebih dahulu investasi yang akan dilakukan dengan seksama.
“Caranya, dengan mengikuti pelatihan dan belajar dari mereka yang sudah berpengalaman. Sehingga investasi kita memberikan manfaat bagi diri kita, maka juga memberikan manfaat bagi orang lain dalam bentuk kesempatan kerja baru dan mendorong perekonomian. Para remaja juga harus mengatur keuangan dan pengeluaran. Khususnya THR saat Lebaran. Dengan memegang prinsip minimal pengeluaran sama dengan income. Namun, secara bertahap, seiring dengan kenaikan income, maka mulailah rencanakan untuk bisa menabung," pungkasnya
Untuk itu, menabung menjadi hal penting yang harus diterapkan individu hingga bermanfaat untuk kondisi ke depan.
“Banyak hal yang tidak terduga pada diri kita seperti terkait kesehatan dan ketidakpastian terkait ekonomi dan bisnis,” tutupnya (Nabila)