Portal Berita Online YPTA 1945 Surabaya
Bagian Kerjasama dan Urusan Internasional (KUK) Untag Surabaya selenggarakan Sosialisasi Beasiswa Erasmus Plus dan Kuliah Umum yang bertemakan ‘’International Relation Between Indonesia and European Union’’. Kegiatan diadakan di Gedung Graha Prof. Dr. H. Roeslan Abdulgani Untag Surabaya, Rabu (30/10) dengan atmosfer peserta yang sangat antusias.
Wakil Rektor III Untag Surabaya, Dr. Ir. Muaffaq Achmad Jani, M.Eng mengatakan bahwa ini merupakan kesempatan yang baik untuk mahasiswa maupun dosen yang ingin mendapatkan beasiswa lebih lanjut. Karena akan banyak hal mengenai pengetahuan – pengetahuan internasional serta pengetahuan tentang apapun yang ada di negara – negara Eropa.
‘’Banyak hal yang akan didapatkan bagi mahasiswa maupun dosen, contohnya seperti bagaimana cara mendapatkan beasiswa Erasmus Plus ini, bagaimana study di Eropa dan kehidupan seperti apa yang dijalani saat berada di Eropa nanti. Semoga sosialisasi ini bisa dimanfaatkan dengan baik dan jangan takut untuk berpartisipasi, karena peluang – peluang seperti ini tidak banyak didapatkan,’’ pungkasnya saat sambutan sekaligus membuka acara.
Sementara itu, Amalia Nurul Mutmainnah S.I.Kom., MA, salah satu narasumber menjelaskan Beasiswa Erasmus + atau Erasmus Plus adalah program yang didanai oleh Uni Eropa (UE) untuk bidang pendidikan, pelatihan, pemuda dan olahraga. Peluang beasiswa tersebut ditujukan untuk mahasiswa tingkat magister, kandidat doktor dan dosen yang berminat untuk melakukan study, mengajar atau penelitian di Eropa. Dengan link http://bit.ly/beasiswaEU informasi mengenai waktu sampai alur pendaftaran dapat diketahui.
‘’Ada 3 jenis beasiswa yang ditawarkan dalam Erasmus Plus ini, yang pertama adalah Program Erasmus Mundus Joint Master Degree (EMJMD) yaitu program magister (S2) yang diselenggarakan oleh sebuah konsorsium universitas dari berbagai negara yang menghasilkan gelar kesarjanaan bersama ataupun ganda. Kedua, Erasmus Mundus Joint Doctorate (EMJD) untuk menghasilkan gelar doktor bersama ataupun ganda. Dan yang terakhir yaitu Program Scholar (Dosen) untuk akademisi yang ingin melakukan penelitian dan kegiatan ilmiah di lembaga – lembaga yang turut serta dalam EMJMD untuk kurun waktu maksimalkan tiga bulan,’’ paparnya.
Lebih lanjut, dosen Prodi Ilmu Komunikasi FISIP itu mengajak peserta untuk tidak takut belajar di luar negeri. Karena tingginya biaya, sulitnya mencari makanan halal untuk yang muslim, sulitnya seleksi untuk mendapatkan beasiswa serta masih banyak lagi yang selama ini ditakutkan tidak seperti yang dibayangkan.
‘’Biaya hidup kuliah di luar negeri ternyata tidak semahal apa yang kita bayangkan. Contohnya di negara Polandia, biaya hidup untuk kuliah disana hampir sama dengan biaya hidup kita saat di Jakarta. Kemudian hanya perguruan tinggi atau lulusan kampus ternama yang bisa mendapatka beasiswa ke luar negeri itu juga mitos. Karena dari pengalaman saya pribadi kampus luar negeri masih belum banyak yang mengetahui asal kampus kita. Maka dari itu saya tekankan lagi untuk jangan takut kuliah ke luar negeri !’’ pesan Amalia kepada peserta.