Portal Berita Online YPTA 1945 Surabaya
Upaya mengatasi permasalahan yang dihadapi mitra UMKM di Desa Minggirsari, Blitar dilakukan oleh Tim Pengusul Program Kemitraan Masyarakat (PKM) Hibah Peguruan Tinggi Prodi Studi Agroindustri Fakultas Vokasi Untag Surabaya.
PKM yang dilaksanakan secara mandiri ini diusulkan langsung oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Untag Surabaya dalam koridor visi dan misi Program DRPM/BRIN tentang Pengabdian Masyarakat dan berkomitmen dalam berperan serta menanggulangi kemiskinan dan mensejahterakan masyarakat.
Diketuai oleh Rini Rahayu Sihmawati , Ir., MP., MM, dengan anggota Dr. Ayun Maduwinarti MP, Rahmat Subehi, dan Ananda Rahmatullah mengambil riset pada Usaha Mikro Blendi ‘Yumi Sari’.
Berangkat dari kreatifitas guna memberdayakan diri dalam upaya meningkatkan kesejahteraan keluarga, kekompakan ibu-ibu PKK serta para pegawai kelurahan menjadikan Desa Minggirsari, Blitar sebagai desa percontohan dan desa Urban Farming.
Usaha Mikro Blendi ‘Yumi Sari’ menjadi ikon Desa Minggirsari Kecamatan Kanigoro Kabupaten Blitar. Sebagian besar pemilik usaha digeluti oleh kaum perempuan. Blendi ‘Yumi Sari’ merupakan olahan kacang panjang khas Minggirsari.
Rini selaku ketua tim pengabdian menjelaskan bahwasannya desa yang memiliki kualitas sumber daya alam dan sumber daya manusia yang tinggi perlu untuk dikembangkan seperti pada Desa Minggirsari, Blitar
“Tujuan dari pengabdian kepada masyarakat ini adalah untuk memberikan pendampingan tentang pengawetan produk sayur Blendi Yumi Sari, sehingga terjaga kualitas dan keawetannya, serta pendampingan manajemen pembukuan dan pemasaran,”
Blendi merupakan sebutan sayur bagi masyarakat Blitar dengan rasa pedas, manis, gurih dan dikeringkan. Blendi ‘Yumi Sari’ menjadi produk Blendi olahan kacang panjang khas Minggirsari.
Niswatul Afifah, Pemilik UMK Blendi Yumi Sari menjelaskan dibalik ramainya sektor kuliner Blitar, sayur blendi sering sekali disebut makanan ‘kangen Blitar’, namun pada produksi Blendi ‘Yumi Sari’ masih kendala.
“Blendi yang dibuat sebenarnya bukan hanya dari kacang panjang, tapi menggunakan bahan lain yaitu nangka muda. Sayur blendi oleh masyarakat Blitar masih diolah secara tradisional hingga tidak bisa diproduksi dalam jumlah yang banyak karena terkendala dalam hal pengawetan agar bisa tahan lama apabila diproduksi dalam jumlah yang banyak,” pungkas Niswatul.
Menanggapi hal ini, tim pengabdian berhasil menelaah masalah UMK Blendi ‘Yumi Sari’ antara lain pada aspek produksi, aspek manajemen, dan aspek pemasaran.
“Kendalanya apabila ada pesanan dari tempat yang jauh (misal Hongkong) belum bisa memenuhi karena pengemasan terbatas. Dari sini kami akan membantu meningkatkan dari segi kualitas produk, lalu segi pengarsipan atau pembukuan, dan perluasan jangkauan pemasaran yang selama ini dilakukan oleh mitra masih bersifat konvensional menjadi yang memanfaatkan media sosial hingga menggunakan pemasaran online,” jelas pemilik UMK.
Dalam mengatasi permasalahan mitra, pengusul hibah memberikan beberapa solusi yang telah disepakati yakni :
1. Pengadaan oven listrik untuk menggantikan oven manual agar panas (suhu) dapat merata saat megeringkan sayur blendi kacang panjang
2. Pengadaan vaccum sealer untuk mengeluarkan udara yang menyebabkan kontaminasi bakteri sehingga umur simpan lebih panjang/lama.
3. Pelatihan materi manajemen usaha dan teknis penyusunan pembukuan sederhana
4. Pelatihan strategi pemasaran guna memberikan masukan akses pemasaran dengan memasukkan produk pada instansi baik swata maupun pemerintah, hingga pelatihan dan pendampingan pemanfaatan media sosial dan pemasaran online dalam memasarkan produk
Hasil dari pengabdian kepada masyarakat ini berupa introdusir teknologi tepat guna sederhana dengan harapan pelaku UMKM dapat terus mengembangkan variasi produk, hingga dapat mendongkrak masyarakat di bidang ekonomi, teknologi, bahasa dan budaya, serta pemberdayaan masyarakat.
Reporter