Portal Berita Online YPTA 1945 Surabaya
Siapa sangka, eks lokalisasi Dolly Surabaya terdapat sebuah makam ulama penyiar agama di tanah Jawa. Makam keramat ini berada di Gang Kupang Gunung Timur VII. Pemkot Surabaya akan mengintegrasikan makam tersebut dengan konsep wisata baru.
Masyarakat sekitar mengenal tokoh tersebut dengan nama Mbah Kapiludin, seorang ulama di masa lalu yang berperan bagi penyebaran Islam di Surabaya, terutama kawasan Kupang Gunung Timur atau yang biasa disebut Dolly.
Rancangan yang dibentuk oleh Pemkot Surabaya bertujuan mengubah image Dolly yang dahulu dikenal sebagai zona merah menjadi pusat religi.
Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi mangatakan bahwa lokasi tersebut menjadi salah satu tempat berkembangnya agama Islam.
“Di sini ada makam Mbah Kapiludin, di sebelahnya lapangan futsal. Ternyata Dolly ini (dahulu) menjadi salah satu tempat agama Islam dikembangkan. Ke depan, kawasan ini akan ditata ulang mulai dari akses jalan hingga bangunan makam akan direnovasi,” ujarnya, (29/8).
Mayarakat sekirtar mengenal kawasan tersebut sebagai tempat keramat. Dalam hal ini, masyarakat juga perlu memahami bahwa kawasan Dolly dahulunya juga ditempati oleh ulama dalam penyebaran agama Islam yang sejarahnya berhubungan dengan Sunan Ampel dan Mbah Karimah Kembang Kuning Surabaya.
“Kawan ini akan dikembangkan menjadi tempat wisata religi, kami integrasikan wisata yang ada di Dolly. Nah ini yang akan kita koneksikan,” jelas mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya tersebut.
Makam yang disebut berusia 700 tahun merupakan tempat peristirahatan terakhir Mbah Kapiludin, salah satu murid Sunan Bungkul. Bersama Mbah Bungkul, Mbah Kapiludin ikut menyebarkan agama Islam di masa akhir Kerajaan Majapahit.
Kepala Camat Sawahan, M.Yunus optimis rencana mulia itu akan menguatkan image Dolly sebagai tempat religius.
“Kalau tahun 1965 sudah diziarahi, berarti yang ini babat alas” kata Yunus
Tokoh agama setempat, Ngadimin Wahab menyebut makam Mbah Kapiludin kerap menjadi lokasi berziarah warga setempat.
“Setiap malam Jum’at legi, makam Mbah Kapiludin sudah disekar (diziarahi) orang” kata pria yang dikenal dengan sapaan Abah Petruk ini.
Pihaknya pun mendukung rencana Pemkot Surabaya untuk menjadikan kawasan ini sebagai tujuan wisata religi.
Reporter