Portal Berita Online YPTA 1945 Surabaya
Seminar Kewirausahaan Himpunan Mahasiswa Manajemen (Himajemen) Untag Surabaya bertajuk ‘Inovasi Bisnis dalam Mendorong Economic Era Society 5.0’, menghadirkan Dr. Mega D. Novita, S.E., M.M., Dipl. Cibtac, Dipl. Cosme, CPAB sebagai pembicara dengan materi Seminar Society 5.0.
Society 5.0 merupakan sebuah era baru yang menandai langkah ke arah modernitas, didasarkan pada perkembangan teknologi, dengan manusia sebagai pusatnya.
“Perkembangan society 5.0 menjadi tatanan masyarakat baru yang nantinya akan berwawasan dan juga membantu masalah-masalah kita yang nantinya juga diselesaikan dengan bantuan teknologi robot. Sebagai manusia untuk bekerja lebih produktif dan kreatif di era 5.0,” jelas Mega, Sabtu (4/11).
Associate trainer sekaligus dosen itu menegaskan bahwa dalam era Revolusi Industri 5.0, manusia akan berhadapan dengan teknologi yang mendorong mereka untuk menjadi produktif, inovatif, kreatif, dan siap menghadapi segala kondisi yang mungkin terjadi di masa depan.
“Meskipun sebenarnya teknologi hanya sebagai alat bantu, namun sejatinya kita yang berada di pusatnya. Kita tidak perlu merasa takut, malah ini dapat menjadi ladang pekerjaan di mana kita dapat bekerja sendiri tanpa rasa takut,” tambahnya.
Dirinya berpendapat bahwa seseorang perlu mempertahankan dan meningkatkan keterampilan, termasuk belajar berkomunikasi dengan baik, mengasah kemampuan analytic thinking untuk merespons berita positif maupun negatif yang beredar, mengembangkan keterampilan digital, memperoleh kemampuan berbahasa asing, dan meningkatkan kolaborasi.
“Kita harus punya dan paham soal kelebihan kita itu apa, skill yang dimiliki itu apa, kalau sampai saat ini tidak punya skill, maka harus mencarinya. Apa kelebihan anda? Untuk meningkatkannya, kita bisa mengikuti pelatihan dan lainnya,” tukasnya.
Mega menyatakan bahwa teknologi maju yang akan dihasilkan oleh konsep Society 5.0 dapat dimanfaatkan secara optimal, mengingat manusia sebagai human center atau pusat perhatian.
“Manusia menjadi pusat perhatian di mana kita mengoperasikan teknologi sebagai alat untuk membangun citra pribadi dan mempromosikan diri. Kita hidup di dunia ini dengan tujuan mencapai kesuksesan. Jika kesuksesan bagi kita berhubungan dengan dunia bisnis, berarti kita tidak boleh hanya melihatnya dari perspektif finansial semata,” tutupnya. (Ratna)