Portal Berita Online YPTA 1945 Surabaya
Pemerintah mengubah nama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat menjadi PPKM level 3-4. Hal tersebut mengundang banyak reaksi, baik dari netizen di tanah air atau pun tokoh publik.
Epidemiolog dari Griffith University Dicky Budiman, menilai perubahan nama kebijakan yang diturunkan pemerintah demi menekan angka penularan Covid-19 tersebut karena tidak mendasar pada strategi yang telah ada sebelumnya.
''Inilah kalau kita itu tidak mendasarkan strategi pada strategi yang sudah ada. Indonesia ini sudah berdiri sejak lama, sudah 70 tahun merdeka, dan kalau bicara respons pandemi, kita sudah punya, kita sudah buat,'' kata Dicky, Rabu (21/7/2021).
Tidak hanya itu, Dicky juga menyebutkan bahwa strategi pengendalian pandemi itu sebenarnya sudah ada sejak beberapa tahun silam, atau sekitar tahun 2000-an. Termasuk pengendalian pandemi bertingkat atau level yang sekarang diberlakukan.
''Di tahun 2000-an itu kita sudah membuat rencana pandemi yang artinya kalau ada pandemi tracing dan testing harus dilakukan, termasuk di situ opsi karantina wilayah atau lockdown itu ada,'' ujar Dicky menjelaskan.
''Sudah pernah kita lakukan uji cobanya, makanya saya di awal pandemi sudah bisa sampaikan kita nggak usah buat kebijakan baru, karena saya ikut dalam uji coba tersebut sekitar sepuluh atau duabelas tahun yang lalu,'' imbuh Dicky.
Lebih lanjut Dicky menyayangkan respon pemerintah yang tidak menaruh Kementerian Kesehatan sebagai leading sector pengendalian pandemi sejak awal diberlakukannya kebijakan-kebijakan yang berkaitan.
''Inilah yang menunjukkan bahwa ada sistem yang baru dan banyak orang yang terlibat tidak menggunakan sistem yang ada, dan tidak tahu, itu yang saya sangat sayangkan,'' ujarnya.
Menurut Dicky strategi penanganan pandemi berlevel bisa saja diterapkan dari awal jika Kemenkes ditunjuk menjadi leading sector.
Sumber : detik.com
Reporter