Portal Berita Online YPTA 1945 Surabaya
Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Kebangsaaan Untag Surabaya menggelar Sosialisasi Pembinaan Ideologi Pancasila bertajuk Pendidikan Karakter Mahasiswa Nasionalis dan Patriotik Generasi Z, Minggu (7/5).
Kegiatan dihadiri oleh narasumber, Ketua Yayasan Peguruan 17 Agustus 1945 (YPTA) Surabaya, J.Subekti, S.H., M.M, Rektor Umum, Prof. Dr. Hariyono, M.Pd, Dekan FH UTM, Prof. Dr. Nunuk Nuswardani, S.H,. M.H., Direktrur Sosialisasi dan Komunikasi BPIP Prof. Dr. Agus Moh Najib, S.Ag., M.Ag. Ketua MKU Untag Surabaya Dr. Bambang Kusbandrijo, M.Si.
Disambut hangat dengan Opening Speech oleh Walikota Surabaya, Eri Cahyadi, S.T., M.T dan Rektor Untag Surabaya, Prof.Dr.Mulyanto Nugroho, M.M., CMA., CPA.
Cak Eri, sapaan akrabnya, menyampaikan materinya terkait Implementasi Ideologi Pancasila yang menjabarkan bahwa membangun sebuah negara, menurutnya, harus berdasarkan pada keimanan dan ketaqwaan. Adanya kerja sama yang terjalin antara berbagai sektor dan keterlibatan dari setiap masyarakat sebagai implementasi ideologi pancasila. Selain itu.
“Setiap permasalahan dapat diselesaikan secara gotong royong. Bahaya jika membangun negara hanya untuk sebuah kepentingan, bukan untuk keimanan. Sebab, jika ingin membangun atau melakukan sesuatu atas dasar keimanan, maka hidup akan sejahtera dan bahagia. Maka dari itu, mari kita mulai dengan kebaikan yang berdasarkan pada keimanan,” tuturnya.
Salah satu wujud penerapan Ideologi Pancasila di Surabaya terdapat pada Kampung Madani. Kampung madani merupakan kampung yang dapat menciptakan keindahan sendiri di dalamnya.
“Kalau dalam satu rukun warga (RW) atau dalam satu kampung ada yang mampu dan tidak mampu, maka tugas yang mampu memberikan bantuan kepada yang tidak mampu. Masyarakat dapat secara bersama-sama membangun kampung madani. Dengan tidak mengatakan saya yang paling baik maupun saya yang paling sempurna. Maka, diperlukan mengedepankan sikap tenggang rasa dan bersatu menjadi kekuatan yang besar,” ujarnya.
Untuk membangun peradaban pun, lanjutnya, antar ajaran agama dengan ideologi pancasila tidak dapat terlepaskan. Jika dalam ajaran agama islam dikenal istilah ta’awun yang berarti tolong menolong, maka dalam ideologi pancasila terdapat sikap gotong royong didasari oleh nilai kemanusiaan, keadilan sosial, kebersamaan, persatuan, permusyawaratan dan saling tolong menolong.
Eri menjelaskan bahwa peradaban di Kota Surabaya tidak berubah karena Wali Kota-nya, bukan juga karena pemerintahan, tapi karena kekuatan islamiah yang ada di kota Surabaya.
“Pemerintah jika hanya mengandalkan kekuatan sendiri tidak akan bisa membangun peradaban yang qur’ani. Dengan menyatukan umat muslim, menyatukan masjid-masjid yang ada, merendahkan hati, menghilangkan kesombongan dan ego maka hal inilah yang menjadi kekuatan besar untuk menyelesaikan permasalahan yang ada di sebuah kota,” tuturnya.
Besar harapan, Eri meminta masyarakat agar dapat saling menghargai, dapat berterima kasih, membantu orang lain. Tidak hanya melalui tulisan namun dapat diaplikasikan dan dipraktikan dalam kehidupan sehari-hari. (Nabila)