Portal Berita Online YPTA 1945 Surabaya
Varian baru virus corona B.1.1.529 bernama Omicron, sedang ramai diperbincangkan dan menjadi kekhawatiran yang hampir seluruh bagian dunia alami. Jenis yang pertama kali ditemukan di Afrika Selatan ini membuat banyak negara melakukan lockdown kembali.
Omicron telah diklasifikasikan sebagai “varian of concern” oleh WHO yang berarti lebih menular, lebih ganas dan lebih terampil menghindari upaya prokes masyarakat, vaksin, dan terapi.
Dikutip melalui cnbc indonesia, varian tersebut mengandung 30 mutasi pada protein spike yang memungkinkan virus masuk ke dalam tubuh. Pakar kesehatan telah memperingatkan bahwa banyak dari mutasi ini dapat menyebabkan peningkatan resistensi dan penularan antibodi, yang dapat membatasi efektivitas vaksin Covid-19 yang ada.
Dalam dokumen Kementerian Kesehatan yang di bawa dalam Rapat Koordinasi Perkembangan Penanganan Pandemi: Menghadapi Omicron, disebutkan secara gamblang fakta-fakta mengenai virus tersebut. Dokumen tersebut menyebutkan bahwa omicron mengkombinasi mutasi yang sebelumnya dimiliki oleh variant of concern lainnya.
Mulai dari peningkatan transmisi penularan, penurunan kemampuan netralisasi antibodi. Namun, tidak ada bukti dalam peningkatan keparahan, terutama pada individu yang telah divaksin. Tingkat keparahan sendiri, preliminary informasi dari Afrika Selatan menunjukkan bahwa omicron tidak memiliki perbedaan gejala dan mirip dengan varian lainnya. Beberapa individu bahkan tidak bergejala.
Omicron, dalam dokumen Kementerian Kesehatan juga kemungkinan lebih cepat menular dibandingkan varian delta dan re-infeksi. Sementara itu, beberapa mutasi di protein spike menunjukkan efek yang signifikkan terhadap penurunan kemampuan antibodi dalam menetralisasi virus. Adapun efek resistensi terhadap vaksinasi juga belum diketahui.
Dokumen Kementerian Kesehatan juga menunjukkan bagaimana perkembangan Omicron lebih cepat dibandingkan sebaran varian Delta dalam kurun waktu 22 hari terakhir.
Jurnalis