Fakultas Kedokteran Untag Surabaya Resmi Berdiri Siap Cetak Dokter Patriotik

  • 11 Juli 2025
  • 56

Setelah melalui proses panjang selama tujuh tahun, Untag Surabaya akhirnya meresmikan pendirian Fakultas Kedokteran (FK) melalui Grand Opening yang digelar pada Rabu 9 Juni 2025, di Auditorium R. Soeparman Hadipranoto, Gedung Graha Wiyata Lantai 9 Untag Surabaya.


Mengusung tema “Patriot Merah Putih Mewujudkan Generasi Medis Penjaga Napas Bangsa”, acara ini menegaskan komitmen Untag Surabaya untuk melahirkan dokter-dokter yang tidak hanya kompeten secara akademik, tetapi juga memiliki semangat nasionalisme dan pengabdian tinggi bagi bangsa.


Grand Opening FK Untag Surabaya dihadiri berbagai tokoh penting di bidang pendidikan, kesehatan, serta pejabat pemerintahan. Wakil Gubernur Jawa Timur, Dr. H. Emil Elestianto Dardak, B.Bus., M.Sc., hadir secara langsung dan menyampaikan apresiasinya terhadap pendirian fakultas ini.


“Indonesia masih sangat kekurangan dokter, dan tidak hanya dari sisi kuantitas, tetapi juga distribusinya. Kami bangga karena FK Untag hadir dengan semangat patriotik, siap mencetak dokter-dokter yang akan mengabdi di seluruh pelosok negeri,” ujar Emil Dardak (9/7)


Turut hadir Kepala LLDIKTI Wilayah VII Jawa Timur, Prof. Dr. Dyah Sawitri, S.E., M.M. Direktur RSUD Haji Jawa Timur, dr. Tauhid Islamy, Sp.OG., K.Fm., serta Dr. dr. H. Nasrudin AM, Sp.OG(K), MARS, M.Sc, Dekan FK UMI Makassar yang juga menjadi pembina FK Untag Surabaya.


Dari kalangan akademisi dan profesional kesehatan, turut hadir pula narasumber nasional dalam sesi talkshow, seperti dr. Reisa Broto Asmoro, Prof. dr. H. M. Dikman Angsar, SpOG(K), dan Prof. Dr.med. Puruhito, MD, FICS, FAMM.


Tak hanya para tokoh nasional dan pejabat, Grand Opening ini juga dihadiri oleh Ketua Pembina YPTA Surabaya Bambang DH, Ketua YPTA Surabaya J. Subekti, S.H., M.M, Rektor Untag Surabaya Prof. Dr. Mulyanto Nugroho, M.M., CMA., CPA, serta civitas akademika, guru dan siswa dari berbagai SMA se-Jawa Timur, kepala Puskesmas dari Surabaya, Gresik, dan Sidoarjo, serta berbagai tamu undangan.


Acara ini juga dihadiri oleh Pembina YPTA Surabaya Bambang DH, Ketua YPTA Surabaya J. Subekti, S.H., M.M dan jajarannya, Rektor Untag Surabaya Prof. Dr. Mulyanto Nugroho, M.M., CMA., CPA dan jajarannya, civitas akademika, kepala Puskesmas dari Surabaya, Gresik, dan Sidoarjo, serta guru dan siswa dari 30 SMA se-Jawa Timur.


Acara dibuka dengan penampilan tarian maskot “Owly”, simbol burung hantu yang merepresentasikan kecerdasan dan ketajaman berpikir. Tarian ini menjadi simbol ajakan kepada generasi muda untuk menapaki jalan ilmu pengetahuan dengan semangat pantang menyerah.


Dalam sambutannya, Dekan FK Untag Surabaya, dr. Poerwadi, Sp.B., Sp.BA., Subsp, D.A(K) yang membagikan kisah perjuangan panjang pendirian fakultas tersebut. Dalam testimoni emosional, ia mengisahkan bahwa pembangunan FK dimulai dari nol, dan sempat terhambat moratorium pendirian fakultas kedokteran selama beberapa tahun.


“Dalam dua minggu setelah moratorium dibuka, kami harus mempersiapkan ulang persyaratan yang lebih berat. Tapi alhamdulillah, dengan semangat tim dan dukungan dari FK UMI Makassar, kami berhasil mengunggah seluruh dokumen ke sistem SIAGA,” ucapnya dengan suara bergetar 


dr. Poer juga mengenang masa awal kariernya sebagai dokter muda di daerah terpencil, termasuk saat harus melakukan operasi caesar dengan alat seadanya demi menyelamatkan nyawa. Kisah ini menjadi gambaran konkret nilai dokter patriotik yang siap berjuang di pelosok demi kemanusiaan.


Sementara itu, Rektor Untag Surabaya, Prof. Dr. Mulyanto Nugroho, M.M., CMA., CPA, dalam sambutannya menjelaskan bahwa Untag Surabaya mengusung pendidikan berbasis Catur Dharma, yang menambahkan unsur patriotisme ke dalam tiga dharma perguruan tinggi: pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.


“FK ini adalah bentuk konkret dari dharma patriotisme. Kami ingin mencetak dokter yang siap mengabdi di mana saja, tidak hanya di kota besar,” tegasnya 


Talkshow yang berlangsung setelah prosesi pembukaan menghadirkan tiga tokoh nasional di bidang kesehatan yang membahas berbagai perspektif mengenai makna dokter patriotik, memperkaya visi FK Untag Surabaya.


Prof. Dikman menyoroti sejarah profesi kedokteran di Indonesia dan bagaimana dokter sejak zaman perjuangan kemerdekaan telah menunjukkan dedikasi luar biasa kepada bangsa.


“Dokter patriotik adalah mereka yang rela berada di garis depan, di wilayah-wilayah terluar, untuk menyelamatkan nyawa meski dalam keterbatasan,” ungkapnya (9/7/25)


Selanjutnya, Prof. Puruhito sebagai ahli bedah dan akademisi senior menekankan pentingnya integrasi ilmu pengetahuan, teknologi, dan nilai patriotik dalam dunia kedokteran. Ia menekankan bahwa kemajuan dunia kedokteran harus diimbangi dengan kesadaran sosial, agar dokter Indonesia tidak hanya menjadi pengguna teknologi, tetapi juga pengembang yang membumi.


“Ilmu kedokteran yang hebat tidak cukup tanpa keberpihakan kepada masyarakat. Dokter masa depan harus menjadi pionir dalam inovasi dan tetap berjiwa merah putih,” jelasnya


Mewakili sudut pandang medis sekaligus komunikasi publik, dr. Reisa mengapresiasi fokus FK Untag pada sistem pernapasan. Ia menyebut beban penyakit infeksi saluran napas di Indonesia masih tinggi, terutama di daerah tropis dan padat penduduk seperti Jawa Timur.


“Saya sangat senang FK Untag memberi perhatian pada sistem pernapasan. Ini bukan hanya strategi akademik, tapi bentuk nyata keberpihakan pada kebutuhan nyata masyarakat,” ujarnya.


Acara diakhiri dengan campus tour yang diikuti perwakilan siswa dari 30 SMA se-Jawa Timur. Mereka diajak meninjau langsung fasilitas laboratorium dan ruang praktik mahasiswa FK Untag Surabaya yang telah disiapkan dengan standar pendidikan kedokteran modern.


FK Untag Surabaya ini diharapkan menjadi pelopor dalam membentuk dokter yang berjiwa nasionalis, tangguh, dan memiliki semangat pengabdian tinggi, sejalan dengan cita-cita besar kampus Merah Putih sebagai benteng patriotisme akademik Indonesia. (Boby)



https://untag-sby.ac.id
https://www.untag-sby.ac.id

\