Portal Berita Online YPTA 1945 Surabaya
Kampung Kue Rungkut, destinasi
kuliner legendaris di Surabaya, kini semakin siap menyambut wisatawan
mancanegara berkat program pengabdian masyarakat yang digagas Fakultas Ilmu
Budaya (FIB) Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya melalui pelatihan
bahasa inggris untuk para pedagang kue.
Dosen dan mahasiswa
Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Untag membantu para pelaku UMKM di kampung kuliner
ini untuk meningkatkan keterampilan komunikasi dan mempromosikan produk kue
khas Surabaya ke pasar global.
Program ini dilaksanakan
dalam dua tahap, dengan fokus utama untuk melatih pedagang kue berinteraksi
dengan wisatawan asing menggunakan bahasa inggris. Dipimpin oleh Ambar
Andayani, S.S., M.Pd., pelatihan ini bertujuan meningkatkan rasa percaya diri pelaku
usaha dalam menyapa pelanggan, menjelaskan produk, dan memberikan pelayanan
yang ramah kepada wisatawan dari luar negeri.
“Kami ingin membantu
meningkatkan kemampuan berbicara bahasa Inggris para pelaku usaha di Kampung
Kue Rungkut agar mereka lebih siap dalam berkomunikasi dengan wisatawan asing.
Dengan demikian, diharapkan jumlah pesanan dari wisatawan mancanegara
meningkat, yang pada akhirnya akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi warga
setempat,” jelasnya (30/1)
Selain pelatihan bahasa
inggris, Linusia Marsih, S.S., M.Pd., juga memimpin pembuatan katalog bilingual
untuk produk kue tradisional Kampung Kue Rungkut. Katalog ini berfungsi sebagai
alat pemasaran yang dapat menarik wisatawan asing yang ingin membawa pulang
oleh-oleh khas Surabaya.
Mahasiswa Program Studi (Prodi)
Sastra Inggris Untag Surabaya, seperti Virgan Setiawan, Royke Hadrian Askari
Sembayu, Ainilya Salwa Asyiva, dan Delia Sagitaningrum, turut berkontribusi aktif
dalam menyusun materi pelatihan serta menampingi peserta dalam pembuatan
katalog bilingual yang menarik.
Kampung Kue Rungkut,
yang resmi menjadi Kampung Wisata Kuliner pada tahun 2022, kini menjadi
destinasi favorit wisatawan lokal maupun internasional. Dengan lebih dari 60
penjual yang menawarkan berbagai kue tradisional, namun banyak pedagang yang
masih menghadapi tantangan dalam berkomunikasi dengan wisatawan asing.
Kepala Kampung Kue
Rungkut, Choirul Mahpuduah, mengungkapkan rasa terima kasihnya atas pelatihan
yang diberikan Untag Surabaya.
“Warga Kampung Kue
Rungkut selalu terbuka untuk menjadi ruang belajar bagi seluruh kalangan dan
generasi. Kami sangat antusias dan bersyukur atas pelatihan bahasa Inggris yang
diberikan oleh dosen dan mahasiswa Untag. Ini tentu sangat membantu kami dalam
meningkatkan daya saing produk dan menjangkau lebih banyak pembeli, terutama
dari luar negeri,” ujarnya (30/1/25)
Pelatihan ini terdiri dari dua tahap, tahap dasar (1 September hingga 15 Oktober 2024) yang fokus pada percakapan sederhana seperti menyambut pelanggan dan menjelaskan produk, serta tahap terampil (16 Oktober hingga 30 November 2024) untuk menjelaskan produk dan harga dengan lebih rinci, serta menerima pesanan dalam bahasa Inggris.
Sebagai bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, program ini mendukung pemberdayaan ekonomi lokal dan membantu Kampung Kue Rungkut menjadi destinasi kuliner ramah wisatawan asing, serta memperkenalkan kue tradisional Surabaya ke pasar internasional. Diharapkan program ini terus berlanjut sebagai kolaborasi antara Prodi Sastra Inggris FIB Untag dan UMKM Kampung Kue, dengan pelatihan yang berkesinambungan untuk meningkatkan kemampuan bahasa Inggris dan memperluas pemasaran produk. (Boby)