Portal Berita Online YPTA 1945 Surabaya
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UNTAG Surabaya menyelenggarakan workshop penulisan buku bersama guru besar Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang, Prof. Dr. Alo Liliweri, MS, dan guru besar UNTAG Surabaya, Prof. Dr. Burhan Bungin, Ph.D. Workshop yang berlangsung di ruang I 107 Gedung Pascasarjana itu juga menghadirkan Penerbit Prenada Jakarta, Rabu (8/3/2017).
Dekan FISIP UNTAG Surabaya, Prof. Dr. Agus Sukristyanto, M.S pada saat membuka workshop penulisan buku mengatakan, satu tahun yang lalu (2016) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik juga sudah menyelenggarakan pelatihan buku ajar dan referensi.
“Mudah-mudahan dengan adanya kegiatan seperti ini lebih memacu dosen untuk menulis karya ilmiah dalam bentuk buku,” harap Prof. Agus.
Sementara Prof. Burhan memotivasi para dosen yang hadir bahwa banyak manfaat yang didapatkan jika menulis buku. Dosen yang menerbitkan akan mendapatkan nilai angka kredit yang tinggi untuk kenaikan pangkat. Tidak hanya akan mendapatkan kenaikan pangkat secara lebih cepat, penerbitan buku yang dilakukan oleh dosen juga dapat berkontribusi untuk meningkatkan nilai akreditasi lembaga.
“Dengan menulis buku seorang dosen bisa menebar manfaat kepada orang lain, bisa menjadi rujukan. Jangan menulis buku yang tidak dibaca orang lain,” jelasnya. Hingga saat ini Prof. Burhan sudah menerbitkan buku tidak kurang dari 23 judul.
Manfaat lain jika dosen berhasil menerbitkan buku akan mendapatkan tambahan di luar pekerjaan utamanya yaitu mengajar. Kegiatan untuk menulis buku tidak dapat dilepaskan dari penjualan buku-buku yang dilakukan oleh penerbit ataupun penulisnya sendiri. Apabila buku yang diterbitkan tersebut banyak diminati oleh masyarakat, maka secara tidak langsung pendapatan dari si penulis juga akan semakin besar. Adapun pendapatan berupa uang tambahan tersebut bisa berasal dari sistem royalti antara penerbit dan penulis.
Pada kesempatan yang sama Prof. Alo mengatakan, nama seseorang bisa besar karena dengan menulis buku. Pakar Ilmu Komunikasi tersebut juga menjelaskan, dalam menulis buku bisa dilakukan sendiri maupun bersama-sama.
“25 tahun yang lalu buku Ilmu Komunikasi lebih sedikit dibandingkan dengan sekarang. Itu bisa terjadi karena banyak yang menulis buku,” ujar dosen kelahiran Flores Timur, 19 Juni 1957 itu.