Portal Berita Online YPTA 1945 Surabaya
Beberapa tahun terakhir, perusahaan semakin menghadapi tantangan dalam merekrut tenaga kerja berkualitas, terutama dari kalangan generasi muda, khususnya Gen Z. Generasi yang lahir dalam era digital ini memiliki karakteristik unik, tetapi juga menghadapi berbagai hambatan yang membuat mereka sulit bersaing di dunia kerja.
Salah satu penyebab utama adalah menurunnya etos kerja yang dipicu oleh sistem pembelajaran daring. Selama pandemi COVID-19, pendidikan mengalami transformasi besar dengan beralih ke sistem online. Meskipun metode ini menawarkan fleksibilitas, efek jangka panjangnya justru berdampak pada kedisiplinan dan tanggung jawab mahasiswa. Minimnya interaksi langsung antara dosen dan mahasiswa menyebabkan menurunnya kontrol serta kedisiplinan dalam menyelesaikan tugas tepat waktu.
Kondisi ini berdampak pada kesiapan mereka di dunia kerja. Banyak lulusan yang tidak terbiasa dengan jadwal ketat dan tekanan kerja, sehingga mengalami kesulitan beradaptasi dengan lingkungan profesional. Tidak jarang HRD mengeluhkan sulitnya menemukan tenaga kerja yang memiliki kedisiplinan dan komitmen tinggi dalam bekerja.
Teknologi: Antara Manfaat dan Gangguan
Sebagai generasi yang tumbuh di era teknologi, Gen Z memiliki keunggulan dalam mengoperasikan perangkat digital. Namun, hal ini juga menjadi pedang bermata dua. Kecanduan terhadap gawai dan media sosial sering kali menghambat produktivitas mereka.
Banyak kasus di mana pekerja muda sulit mempertahankan fokus dalam bekerja karena terus-menerus terganggu oleh notifikasi ponsel. Ketika mengerjakan tugas, mereka kerap kehilangan konsentrasi, sehingga pekerjaan yang seharusnya bisa diselesaikan dengan cepat menjadi tertunda. Akibatnya, efisiensi kerja pun menurun. Dalam lingkungan kerja yang kompetitif, kebiasaan ini menjadi faktor penghambat utama dalam perkembangan karier mereka.
Sikap Terlalu Pemilih dan Kurangnya Kesiapan Mental
Selain masalah disiplin dan kecanduan teknologi, sikap terlalu pemilih terhadap pekerjaan juga menjadi penyebab lain sulitnya Gen Z mendapatkan pekerjaan. Banyak lulusan baru yang memiliki ekspektasi tinggi terhadap pekerjaan pertama mereka. Mereka menginginkan posisi yang sesuai dengan passion serta gaji yang tinggi, tanpa mempertimbangkan pentingnya pengalaman kerja awal.
Padahal, dunia kerja tidak selalu memberikan pilihan ideal di awal karier. Ada kalanya seseorang harus memulai dari posisi yang lebih rendah untuk mendapatkan pengalaman dan membangun keterampilan sebelum mencapai posisi yang lebih baik. Sayangnya, banyak dari mereka yang enggan mengambil peluang tersebut, sehingga akhirnya lebih lama menganggur.
Solusi untuk Mengatasi Tantangan Ini
Agar lebih siap menghadapi dunia kerja, langkah yang perlu dilakukan baik oleh calon pekerja maupun perusahaan :
1. Pelatihan Pra-Kerja
Perusahaan dapat memberikan pelatihan sebelum merekrut karyawan baru. Pelatihan ini dapat mencakup disiplin kerja, manajemen waktu, serta pemahaman tentang kehidupan profesional dan perencanaan keuangan.
2. Sistem Rekrutmen yang Lebih Ketat
Perusahaan perlu menerapkan sistem seleksi yang jelas, seperti tes kemampuan, tes IQ, serta evaluasi perilaku. Jika masih ada keraguan, uji coba kerja dapat diperpanjang untuk memastikan kecocokan antara pekerja dan perusahaan.
3. Mengurangi Ketergantungan pada Teknologi
Generasi muda perlu membiasakan diri untuk mengontrol penggunaan ponsel saat bekerja agar tetap fokus dan produktif. Pengelolaan waktu yang baik dapat meningkatkan efisiensi kerja secara signifikan.
4. Fleksibilitas Dalam Mencari Perkerjaan
Lulusan baru sebaiknya tidak terlalu selektif dalam memilih pekerjaan. Memulai dari posisi yang lebih rendah tidak selalu buruk, justru dapat memberikan pengalaman berharga yang akan berguna di masa depan.
5. Peningkatan Soft Skill
Selain keterampilan teknis, generasi muda juga harus mengasah soft skills seperti komunikasi, kerja sama tim, serta kemampuan menyelesaikan masalah. Keterampilan ini sangat dihargai oleh perusahaan dan dapat menjadi nilai tambah saat melamar pekerjaan.
Menantang Diri: Kunci Gen Z untuk Sukses di Dunia Kerja
Kesulitan Gen Z dalam mendapatkan pekerjaan bukan semata-mata karena kurangnya lowongan kerja, tetapi lebih kepada faktor internal seperti rendahnya disiplin, kecanduan teknologi, sikap terlalu pemilih, serta kurangnya kesiapan mental dalam menghadapi dunia kerja.
Dengan meningkatkan etos kerja, mengurangi gangguan teknologi, dan memiliki sikap yang lebih terbuka terhadap peluang, generasi ini dapat lebih mudah beradaptasi dan sukses dalam dunia profesional. Dunia kerja terus berkembang, dan hanya mereka yang siap beradaptasi yang akan mampu bertahan dan bersaing. (Boby)
*) Dr. Abdul Halik, M.M. Wakil Rektor 2 Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya