Hikmah dalam Kisah Surat Al-Kahfi

  • 06 Januari 2023
  • 1807

Surat Al-Kahfi berisi kisah dan kejadian menakjubkan dimana beberapa pemuda tertidur selama ±300 tahun. Selain itu, sunnahnya membaca pada hari Jumat karena memiliki keutamaan yang luar biasa.

 

Menurut Ustadz Muhammad Mukhrojin Khozin salah satu penceramah di Surabaya bahwa keutamaan membaca Surat Al-Kahfi adalah menerima pahala dari Allah, menciptakan cahaya di diantara dua Jumat, menghindari fitnah Dajjal di akhir zaman, dan ketenangan jiwa untuk membaca dan mengamalkannnya.

 

Disamping itu, ada sesuatu yang jarang diketahui umat Islam yaitu kisah tersembunyi Surat Al-Kahfi.

 

Menurut definisi, Al-Kahfi adalah kisah sekelompok pemuda yang dianiaya di bawah ancaman otoritas tertidur selama sekitar 309 tahun. Kisah ini disebut sebagai Ashabul Kahfi, dimana mendapatkan atensi yang lebih dengan digunakan sebagai nama surah.

 

Tentu saja ini bukan kebetulan karena kisah Ashabul Kahfi, seperti halnya kisah lain dalam Al-Quran bukan sekadar kisah melainkan banyak pelajaran yang bisa dipetik darinya. Seperti pada ayat 9 dan ayat 10.

 

Artinya: Apakah engkau mengira bahwa orang yang mendiami gua, dan (yang mempunyai) raqim itu, termasuk tanda-tanda (kebesaran) Kami yang menakjubkan?

 

Artinya: (Ingatlah) ketika pemuda-pemuda itu berlindung ke dalam gua lalu mereka berdoa, “Ya Tuhan kami. Berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah petunjuk yang lurus bagi kami dalam urusan kami.”

 

Seperti disebutkan dalam surat Al-Kafi, Kisah Ashabul Kahfi terjadi di kota Aphesus (Ephese), sebuah negara Romawi yang terletak di Turki. Pada awalnya kota ini diperintah oleh seorang Raja yang baik, namun setelah kematiannya, negara Aphesus (Ephese) diperintah oleh seorang raja Persia yang kejam bernama Diqyanius.

 

Setiap rakyat dipaksa untuk patuh, dan jika ada yang tidak patuh dan tidak mau menuruti keinginannya akan dieksekusi. Bahkan, ketujuh menterinya diancam dibunuh karena mengatakan bahwa raja Diqyanius adalah raja yang zalim.

 

Akhirnya, mereka memutuskan untuk meninggalkan raja dan bersembunyi di sebuah gua yang jaraknya 58 km. Setelah sampai di sebuah gua persembunyian bernama Goa Wahid, dia tidur dan tidak menyadari bahwa dia telah tertidur selama 309 tahun.

 

Raja Diqyanius kemudian menutup gua dengan batuan dan semen. Akhirnya, atas izin Allah dan kuasa-Nya, mereka dibangunkan kembali ketika negeri telah dipimpin oleh raja yang beriman bernama Raja Abdurrahman.

 

Sebenarnya kisah didalam Surat Al-Kahfi pun merupakan kisah yang inspiratif. Para perilaku pemuda Ashabul Kahfi dapat diteladani oleh anak pemuda masa ini menghadapi kehidupan masa kini.

 

Dalam situasi sekarang banyak generasi muda membutuhkan pola pikir realistis. Namun, karakter pemuda masa ini seringkali sangat bertolak belakang dengan pemuda masa lalu yang selalu berpegang teguh pada keimanannya.  (Nabila)


https://untag-sby.ac.id
https://www.untag-sby.ac.id