Portal Berita Online YPTA 1945 Surabaya
Departemen Kesehatan Taipei dan Kementrian Kesehatan Malaysia menarik Indomie Rasa Ayam Spesial. Hal ini dikarenakan kandungan ethylene oxide (EtO) melebihi batas Taiwan Food and Drug Administration. Bahan tersebut mengandung zat penyebab kanker atau karsinogenik.
Dokter Poliklinik Yayasan Perguruan 17 Agustus 1945 (YPTA) Surabaya, dr. Icha Safitri menjelaskan bahwa ethylene oxide (EtO) yang terdapat pada bumbu Indomie adalah pestisida yang biasanya untuk membasmi mikroba penyebab penyakit tanaman dalam dunia pertanian.
“Ethylene oxide tidak boleh ada dalam makanan, karena ini bukan bahan tambahan makanan. Residu yang paling seringkali ditemukan adalah ethylene yang mudah menguap,” ujarnya kepada Kepada Tim Warta 17 Agustus (4/5).
Ia menambahkan, sering ditemukan sisa-sisa ethylene oxide yang mudah menguap menempel pada bahan baku yang digunakan untuk pembuatan produk tersebut. Biasanya berasal dari tanaman, seperti gandum yang merupakan bahan pertama yang digunakan untuk pembuatan tepung terigu.
Setiap negara memiliki aturan sendiri untuk batas aman bahan makanan untuk setiap hidangan, tergantung pada status kesehatan penduduk dan jenis penyakit yang lazim di negara tersebut.
“Jadi kadar mungkin aman di Indonesia tapi tidak di negara lain,” katanya
Di Eropa, pemakaian kandungan ethylene oxide diperbolehkan hingga 0,1 mg/kg, sedangkan Indonesia tidak memiliki peraturan khusus tentang ethylene oxide. Siklamat yang digunakan sebagai pemanis buatan, dapat digunakan di Indonesia tetapi tidak di Amerika Serikat karena tingginya kasus kerusakan organik.
Dalam hal ini, Indonesia dan dua negara tersebut, memiliki aturan kandungan ethylene oxide yang berbeda.
“Ethylene oxide dalam jumlah kecil sebenarnya tidak menimbulkan efek buruk pada manusia karena masih dapat melewati tubuh. Namun jika konsumsi dalam jumlah besar dan sering maka dapat menyebabkan kerusakan organik seperti sirosis hati dan lainnya,” tambahnya
Bagi masyarakat, disarankan agar jumlah makanan yang dikonsumsi dapat dipertahankan. Karena jika tidak hati-hati, makanan yang dikonsumsi akan berpengaruh pada terbentuknya penyakit di dalam tubuh. Apalagi jika digunakan dalam jumlah banyak dan sering.
“Bijaklah dalam memilih makanan. Biasakan membaca komposisi bahan baku dan nilai gizi dalam kemasan makanan,” tutupnya (Elisa)