Portal Berita Online YPTA 1945 Surabaya
Gubernur DKI Jakarta silih berganti tetapi banjir masih saja menjadi masalah berulang yang setiap tahun melanda Ibu Kota Indonesia tersebut. Banjir bukan cuma masalah di Jakarta dan Indonesia, banjir adalah masalah sedunia.
Para ilmuwan dunia memikirkan aneka inovasi teknologi pencegah banjir dan melindungi manusia dari risiko banjir. Walaupun merogoh biaya infrastruktir yang tidak sedikit, namun inovasi teknologi ini sangat berdampak pada kelangsungan hidup masyarakat .
Dihimpun detikINET dari Interesting Engineering, Minggu (21/2/2021) inilah inovasi teknologi anti banjir yang dipakai di beberapa negara :
1. Water-Gate, Selandia Baru
Water-Gate adalah alat reaksi cepat anti banjir. Fungsinya sama seperti karung pasir saat banjir, yaitu sebagai tanggul darurat. Water-Gate terbuat dari PVC, mudah dibongkar pasar, digulung dan disambung-sambung. Cara kerjanya sederhana. Water-Gate ini awalnya rata, namun ketika air banjir datang, tekanan air ini mendorong Water-Gate ini membuka seperti kipas dan terciptalah tanggul.
Water-Gate bisa digunakan berulang-ulang bahkan bisa dikerjakan oleh sedikit orang. Water-Gate Self-inflating Barrier ini adalah penemuan dari Hydro Response Ltd. Water-Gate ini bisa dipasang di sungai, jalan raya, akses jalan perumahan dan lokasi lain yang dirasa perlu untuk menahan air banjir.
2. Maeslant Storm Surge Barrier, Belanda
Jika ingin berguru soal banjir, Belanda lah jagonya. Salah satu infrastruktur besar di sana untuk menahan banjir adalah Maeslant Storm Surge Barrier atau Maeslantkering di Rotterdam.
Diciptakan tahun 1997, Maeslant Storm Surge Barrier adalah pintu gerbang raksasa untuk menutup kanal dari ancaman banjir. Seperti diketahui, sungai dan kanal di Belanda dipakai untuk lalu lintas kapal. Untuk itu, perlu ada teknologi buka tutup sungai. Pada keadaan normal, sungai dibuka untuk lalu lintas kapal. Kalau banjir sungainya ditutup untuk menahan aliran banjir.
Cara kerjanya, ketika permukaan air naik, sensor bahaya akan menyala. Lalu gerbang pelan-pelan akan menutup dari pinggir sungai dengan cara digeser. Gerbang ini kemudian diisi air sebagai pemberatnya. Maka, terciptalah bendungan di sungai.
3. Aquobex Flood Guard, Inggris
Ini adalah inovasi teknologi pencegah banjir di rumah-rumah, namanya Aquobex Flood Guard buatan Aquobex. Aquobex ini adalah penahan air yang bisa dipasang di pintu-pintu rumah, sehingga air banjir tidak masuk ke dalam rumah.
Aquobex diterapkan di wilayah yang langganan banjir, mudah dipasang dan bisa dipakai berulang-ulang. Fungsinya sama seperti karung pasir untuk menjadi tanggul air sementara.
4. Thames Barrier, Inggris
Inggris juga menciptakan teknologi penahan banjir seperti di Belanda. Yang membedakan adalah cara kerjanya. Thames Barrier memakai gerbang dari baja hollow dengan sistem diangkat, bukan digeser seperti di Belanda. Lagi-lagi alasannya karena Sungai Thames juga dipakai untuk lalu lintas kapal.
Saat ada ancaman banjir, gerbang akan muncul dari bawah air untuk mencegah London kebanjiran. Teknologi ini sudah ada dari 1984 dan lebih dari 100 kali melindungi London dari banjir.
5. Opti, Amerika Serikat
Opti bukanlah alat atau infrastruktur besar. Dia adalah startup yang mengolah software manajemen data untuk memetakan dan mengoptimalkan sistem drainase yang terkomputerisasi. Opti mengangkat teknologi pemetaan untuk meramal di mana banjir akan terjadi di sebuah kota. Lalu pemda bisa membangun kolam retensi dan sistem manajemen banjir lainnya.
Softwate pada Opti akan mengawasi ramalan cuaca dan memperkirakan banjir saat terjadi badai. Para insinyur juga bisa menyetel kolam retensi dengan software ini, mana yang diisi, mana yang dikosongkan.
Saat ini, Opti dipakai di 130 kota di Amerika Serikat. Opti fokusnya meminimalisir kerusakan banjir jika sampai terjadi.
Sumber : inet.detik.com
Jurnalis