Inovasi Wisudawan Teknik Informatika Ciptakan Tongkat Bantu Bagi Tunanetra

  • 09 September 2024
  • 114

Seiring dengan perkembangan teknologi yang pesat, inovasi dalam bidang bantuan teknologi untuk penyandang disabilitas semakin mengalami kemajuan. Salah satu terobosan terbaru datang dari wisudawan 2024 Teknik Informatika Untag Surabaya yang telah menciptakan sebuah tongkat bantu canggih khusus untuk tunanetra.


Proyek inovasi ini diprakarsai oleh Septian Dwi Cahya, yang telah menyelesaikan studi di Program Studi (Prodi) Teknik Informatika Untag Surabaya. Dengan latar belakang keahlian di bidang teknologi dan pemrograman, Septian berhasil merancang sebuah tongkat bantu yang menggabungkan teknologi sensor dan perangkat lunak canggih untuk meningkatkan mobilitas dan keamanan bagi tunanetra.


Pada tugas akhir berjudul ‘Tongkat Virtual Tunanetra Mengetahui Halangan Lurus dan Lubang Dengan Output Getaran dan Suara’, Septian mengaku alasan mengembangkan dan menciptakan alat tersebut berawal dari kepekaan terhadap tetangganya yang mengalami gangguan penglihatan.


“Saya memiliki tetangga yang mengalami gangguan penglihatan atau tunanetra, jadi saya terinspirasi membuat alat bantu tunanetra yang berbentuk sabuk untuk memudahkan aktifitas sehari hari,” ungkapnya (5/9/24)


Alat berbentuk sabuk (ikat pinggang) yang diperuntukkan bagi para tunanetra ini sangat membantu mereka yang memiliki gangguan penglihatan, sehingga dapat memudahkan dalam menjalani aktivitas sehari-hari.


Wisudawan Teknik Informatika Untag Surabaya itu berharap dalam mengembangkan alat bantu jalan ini dapat membantu tunanetra untuk berjalan dengan aman dan mandiri.


“Saya merancang dan membuat alat bantu jalan bagi penyandang tunanetra yang meggunakan teknologi sensor dengan output yang berupa suara dan getaran. Harapannya dapat digunakan penyandang tunanetra dalam berjalan dengan lebih aman dan mandiri, sehingga dalam perjalanannya mereka dapat menghindari gangguan atau halangan seperti lubang atau halangan yang dapat membahayakannya,” ucap Septian


Keunggulan dari alat ini tak hanya membantu tunanetra saat berjalan saja melainkan adanya live location yang dapat diakses oleh keluarga melalui website yang dibuatnya guna mengetahui keberadaan tunanetra tersebut berada.


“Alat yang saya ciptakan ini adanya modul GPS yang bisa mengirim live location pengguna alat tersebut kepada keluarga secara realtime melalui website yang saya buat, dan bisa mendeteksi lubang dan halangan secara akurat serta adanya motor getar sebagai alat bantu bagi penyandang tunanetra dan tunarungu,” kata wisudawan terbaik tersebut


Septian mengungkapkan bahwa di balik keberhasilan alat yang ia ciptakan, ia sempat menghadapi berbagai tantangan dan kesulitan dalam pengembangannya. Namun, setelah melakukan survei dan mengujikannya kepada tetangga-tetangganya yang tunanetra, ia berhasil mengatasi hambatan-hambatan tersebut dan memperbaiki kekurangan alatnya menjadi lebih baik. 


“Dalam proses membuat alat ini saya sempat kesulitan dalam mencoba komponen-komponen baru yang sebelumnya belom pernah saya buat. Alat ini juga sering terjadi error pada sensor ultrasonic untuk mengatur jarak halangan yang bisa terdeteksi oleh alat. Tetapi, setelah saya coba langsung ke orang penyandang tunanetra dengan menggunakan alat tersebut, saya jadi lebih tau apa saja yang harus diperbaiki dan dikembangkan lagi,” tutupnya (Arvina)


https://untag-sby.ac.id
https://www.untag-sby.ac.id