Portal Berita Online YPTA 1945 Surabaya
Intan Jauharul Makhnun mahasiswa Fakults Ekonomi (FE) membawakan Tari Remo dalam acara culture axchange antara UNTAG Surabaya dengan University of the Thai Chamber of Commerce (UTCC), Bangkok, Thailand. Kegiatan yang bertempat di Plasa Proklamasi, Gedung Graha Wiyata lantai 1 ini dihadiri oleh pejabat struktural universitas, Senin (15/11/2016).
Tari Remo adalah tarian tradisional Jawa Timur yang menggambarkan keberanian seorang Pangeran yang berjuang di medan perang. Tarian ini sering ditampilkan dalam pergelaran kesenian Ludruk sebagai pengantar pertunjukan. Selain itu, Tari Remo ini juga ditampilan sebagai tarian selamat datang dalam menyambut tamu besar.
“Saya menari tari Remo ini dalam rangka acara perpisahan dengan UTCC. Tari ini menceritakan kepahlawanan dengan jiwa kepemimpinan yang tegas, disiplin, dan sifat lainnya,” kata mahasiswa yang akrab dipanggil Intan itu.
Menurut pengakuannya, Intan suka belajar menari sejak duduk di kelas 1 Sekolah Dasar (SD). Berawal dari hobi ini dia sering manggung dibanyak kegiatan yang diselenggarakan oleh Dinas Pedidikan dan Kebudayaan. Beberapa tari yang dikuasai oleh Intan, diantaranya Tari Remo, Cendrawasih, Garuda Nusantara, dan tari tradisional lainnya.
“Yang paling jauh saya pernah nari di Jakarta, dan kegiatan-kegiatan budaya lain. Tari ini sebenarnya dibawakan oleh laki-laki, tetapi bisa juga perempuan asalkan gerakannya tegas,” tambahnya.
Mahasiswa yang aktif di Himatansi ini dahulunya pernah aktif di Sanggar Tari Kreasi dari sidoarjo, tetapi karena kesibukannya sekarang mahasiswa yang juga aktif di UKM Fordimapelar tersebut lebih sering latihan sendiri agar kemampuan menarinya tetap terus terasah dengan baik.
“Hobi saya ini akan terus saya latih, karena menari itu dapat berkomunikasi dengan orang lain, tentunya dengan cara yang berbeda, yaitu melalui gerakan,” ucap Intan.
Intan berharap kepada generasi muda agar tetap mencintai kebudayaan Indonesia. Pasalnya sekarang ini tidak sedikit pemuda yang lebih banyak mengaca kepada budaya barat. “Padahal di Indonesia banyak sekali kebudayaan dan makna yang bisa diambil dari budaya itu,” pungkasnya.