Portal Berita Online YPTA 1945 Surabaya
Akhirnya genjatan senjata disepakati oleh Israel dan hamas untuk mengakhiri kekerasan di kedua wilayah. Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan kabinet keamanan mendukung gencatan senjata. Pengumuman ini disampaikan Hamas dan televisi pemerintah Mesir (20/5/2021).
Mesir mengusulkan gencatan senjata disepakati dengan suara bulat tanpa syarat. Meskipun begitu, Israel tidak merinci kapan gencatan senjata mulai berlaku. Sementara itu, Hamas dan Mesir mengatakan gencatan senjata berlaku mulai Jumat 21 Mei 2021 pukul 02.00 waktu setempat.
Menurut Hamas, gencatan senjata yang telah disepakati kedua belah pihak akan menjadi hal yang saling menguntungkan. Bagaimana pun kekerasan dan pelanggaran Hak Asasi manusia harus dihentikan. Terlebih beberapa korban dari kedua kubu banyak berjatuhan, baik warga sipil, anak-anak dan perempuan.
‘’Perlawanan dari Palestina akan mematuhi perjanjian ini selama penjajah melakukan hal yang sama,’’ ujar Taher Al-Nono, penasihat media untuk kepala Hamas Ismail Haniyeh.
Abdel Fattah al-Sisi Presiden Mesir, memerintahkan dua delegasi masing-masing dari Israel dan Gaza untuk melakukan mediasi dan bekerja demi menegakkan gencatan senjata. Dalam pidato yang disiarkan melalui sambungan televisi, juru bicara sayap bersenjata Hamas, Abu Ubaida mengatakan bahwa pihaknya dapat mempermalukan musuh.
‘’Dengan pertolongan Tuhan, kami dapat mempermalukan musuh, entitasnya yang rapuh, dan tentaranya yang buas," imbuh Abu Ubaida.
Abu Ubaida mengancam akan menembakkan roket Hamas yang akan mencapai seluruh Israel jika Israel melanggar gencatan senjata atau menghantam Gaza sebelum jam pelaksanaan yang telah disepakan.
Tidak hanya itu, beberapa menit setelah hamas dan televisi pemerintah Mesir mengumumkan gencatan senjata belum berlaku, kedua belah pihak masih saling mengirimkan serangan. Saat itu sirene peringatan masih berbunyi keras karena terdapat roket yang memasuki wilayah perbatasan Israel.
Presiden Amerika Serikat Joe Biden mendesak Perdana Menteri Israel, Netanyahu untuk menurunkan kekerasan. Ssedangkan dari pihak Mesir, Qatar, dan PBB berusaha untuk menjadi penengah.
Sumber : Kompas.com
Reporter