Portal Berita Online YPTA 1945 Surabaya
Lintang Laxita Chandra Dewi, Alivia Rizqotul Azidah dan Dian Kurnia Hafsari, Tiga Mahasiswa Program Studi (Prodi) Administrasi Publik Untag Surabaya berpartisipasi dalam Temu Administrator (AdMI) 2024.
AdMI adalah forum tahunan yang mempertemukan perwakilan mahasiswa dari program studi Administrasi Negara (AN) atau Administrasi Publik (AP) dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia.
Temu AdMI 2024 yang diikuti oleh 44 tim delegasi dari perguruan tinggi di seluruh Indonesia ini bertemakan ‘Reformasi Birokrasi Berbasis Outcome’, berlangsung di Universitas Gadjah Mada (UGM) dari tanggal 4 hingga 9 Agustus 2024.
Kegiatan dimulai dengan gala dinner pada hari pertama, yang memberikan kesempatan bagi para peserta untuk berkenalan dan membangun jejaring. Hari kedua diisi dengan Seminar Nasional yang menghadirkan tokoh-tokoh terkemuka dari sektor pemerintahan yang membahas reformasi birokrasi yang berfokus pada hasil.
Momen puncak acara adalah malam penghargaan (awarding night) di hari keempat, di mana prestasi dan kontribusi terbaik dari peserta diapresiasi. Acara ditutup dengan city tour dan fun games pada hari terakhir, memberikan kesempatan bagi peserta untuk menikmati keindahan Yogyakarta sekaligus mempererat hubungan antar peserta.
Lintang Laxita yang juga menjabat sebagai Ketua Himpunan Mahasiswa Administrasi Publik Untag Surabaya, mengungkapkan kesan positif dari pengalamannya sebagai delegasi Temu AdMI 2024.
“Sebagai mahasiswa yang baru pertama kali mengikuti acara ini, kami merasa sangat terbantu dalam mengenal dan bertukar budaya dengan mahasiswa dari berbagai daerah di Indonesia. Pengalaman ini juga membuka wawasan kami tentang cara pandang mereka terhadap berbagai isu,” ujar Lintang (16/8)
Dalam Temu AdMI 2024, Lintang, Alivia, dan Dian mengajukan perencanaan penanggulangan kemiskinan dengan fokus pada harmonisasi Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dengan judul pendataan dengan judul ‘Harmonisasi OPD Untuk Perencanaan Penanggulangan Kemiskinan di Kota Surabaya’.
Mereka berpendapat bahwa pembenahan sumber data dari program-program yang kurang berhasil sangat penting untuk keberhasilan program penanggulangan kemiskinan di masa depan.
“?Kami mengajukan salah satu perencanaan penanggulangan kemiskinan dengan cara mengharmonisasi OPD terutama dalam pendataan karena akan berimbas pada implementasi program penanggulangan kemiskinan selanjutnya. Jadi, yang kami ajukan adalah bagaimana pembenahan sumber dari beberapa program kegagalan penanggulangan kemiskinan,” jelasnya
Meski demikian, perjalanan tim delagasi tidak tanpa hambatan. Salah satu tantangan utama adalah pada proses pendaftaran dan validasi data untuk penelitian yang mereka lakukan, terkait harmonisasi Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dalam penanggulangan kemiskinan.
“Pada awalnya, proses pendaftaran cukup menantang, tetapi berkat kerja sama dengan organisasi kemahasiswaan Himanata dan bimbingan dari dosen pendamping, Bu Anggraeny, serta dukungan dari dosen praktisi di Bappeda Kabupaten Langkat, kami berhasil mengatasi kendala tersebut,” ujar Ketua Himanata
Dari pengalaman kali pertama sebagai delegasi temu AdMI, Lintang dan rekan rekannya menyampaikan pesan kepada mashasiswa lainnya bahwa pergerakan kecil yang kita lakukan bisa berdampak besar di masa depan.
“Pergerakan kecil yang kita lakukan bisa berdampak besar di masa depan. Tidak masalah jika kita harus meraba sesuatu yang baru, karena satu langkah kecil akan memberikan arah jalan untuk kawan di belakang kita. Meskipun kita tidak harus langsung terlihat dominan, pergerakan kecil kita memiliki dampak untuk proses rekan-rekan kita selanjutnya,” tutup Lintang (Ajeng)