Setiap tahun pada tanggal 23 April, dunia merayakan Hari Buku Sedunia (World Book Day), sebuah momen penting untuk merayakan peran buku dalam memperkaya pengetahuan, membangkitkan imajinasi, dan menghormati hak cipta.
Dilansir dari laman resmi UNESCO, Hari Buku dan Hak Cipta Sedunia diperingati setiap tahun sebagai bentuk pengakuan atas kekuatan buku dalam menjembatani generasi dan menyatukan budaya. Tanggal ini juga memiliki makna simbolis dalam dunia sastra, karena bertepatan dengan wafatnya beberapa tokoh penulis legendaris, seperti William Shakespeare, Miguel de Cervantes, dan Inca Garcilaso de la Vega.
Menanggapi peringatan ini, Kepala Perpustakaan Untag Surabaya, Bambang Agustono, S.H., M.H., mengajak seluruh sivitas akademika untuk memaknai Hari Buku Sedunia sebagai kesempatan untuk menumbuhkan kembali budaya literasi, khususnya di kalangan mahasiswa.
“Hari Buku Sedunia menjadi kesempatan untuk merayakan dan menghidupkan kembali minat baca di kalangan mahasiswa dan masyarakat. Hal ini juga menjadi ajang untuk memberikan penghormatan kepada buku dan pengarang di seluruh dunia,” ujarnya dalam wawancara (23/4/25)
Bambang menekankan bahwa perpustakaan memiliki peran yang sangat penting dalam menumbuhkan minat baca mahasiswa.
“Perpustakaan memainkan peran vital dalam menumbuhkan minat baca mahasiswa. Dengan menyediakan akses ke berbagai koleksi buku dan sumber daya digital, perpustakaan menjadi tempat yang menarik untuk menjelajahi berbagai topik dan genre. Lingkungan yang nyaman dan fasilitas yang memadai juga mendukung mahasiswa untuk menghabiskan waktu di perpustakaan, sehingga mereka lebih terdorong untuk membaca,” imbuhnya
Meskipun dunia digital semakin mendominasi, Bambang juga menjelaskan cara yang efektif untuk menarik minat mahasiswa Untag Surabaya agar tetap gemar membaca buku fisik.
“Perpustakaan dapat menciptakan pengalaman membaca yang menarik dan interaktif, misalnya dengan mengadakan peluncuran buku, diskusi bersama penulis, atau klub baca yang mendorong partisipasi mahasiswa. Selain itu, menciptakan suasana yang nyaman dan menarik di perpustakaan, lengkap dengan area baca yang cozy dan akses mudah ke koleksi buku terbaru, juga dapat mendorong mahasiswa untuk menghabiskan waktu di sana,” tegas Bambang
Perpustakaan juga dapat memanfaatkan media sosial dan platform digital untuk mempromosikan buku-buku menarik serta memberikan rekomendasi bacaan sesuai minat mahasiswa. Melalui pemanfaatan teknologi, seperti e-book dan aplikasi pembaca, perpustakaan mampu menjangkau mahasiswa yang lebih menyukai membaca secara digital.
Sebagai penutup, Bambang menyampaikan bahwa menjadikan buku sebagai teman akan membantu mahasiswa menemukan inspirasi, memperdalam pemahaman, dan mempersiapkan diri menghadapi tantangan di masa depan. Budaya membaca yang kuat akan membentuk individu yang lebih siap dan berkualitas dalam berkontribusi di masyarakat.
“Budaya membaca adalah kunci penting dalam menunjang prestasi akademik dan pengembangan diri. Membaca tidak hanya memperluas wawasan dan pengetahuan, tetapi juga mengasah kemampuan berpikir kritis dan analitis. Saya berharap mahasiswa dapat menjadikan membaca sebagai kebiasaan sehari-hari, tidak hanya untuk menyelesaikan tugas kuliah, tetapi juga untuk mengeksplorasi minat dan passion mereka,” tutupnya
Reporter