Portal Berita Online YPTA 1945 Surabaya
Kebahagiaan menjadi harapan pencapaian setiap individu dalam menikmati hidup. Namun, tidak jarang orang akan menghadapi masalah dari waktu ke waktu. Hal ini membuat mereka sulit menemukan kebahagiaan.
Karolin Rista, S.Psi., M.Psi., Psikolog atau yang kerap disapa Kak Olin mengatakan bahwa bahagia adalah semacam emosi positif. Emosi tersebut dibentuk oleh pengalaman subjektif masing-masing individu. Sehingga kebahagiaan terus datang dalam berbagai jenis pengalaman dari waktu ke waktu.
“Kebahagiaan setiap orang bergantung bagaimana mereka menggambarkan pengalamannya mereka. Sehingga menciptakan perasaan yang baik, tidak harus terkait dengan apa pun,” ungkapnya.
Setiap orang memiliki persepsi berbeda mengenai kebahagiaan. Sebab, setiap individu cenderung membandingkan kebahagiaan yang mereka dapatkan. Dalam persepsi orang yang berbeda, beberapa orang merasa sulit menemukan kebahagiaan untuk diri mereka sendiri.
“Hal ini terjadi karena kriteria untuk mencapai kebahagiaan berbeda pada setiap orang. Setiap individu memiliki standar dan persepsi yang mereka buat masing-masing,” tuturnya.
Dosen Psikologi Untag Surabaya tersebut menjelaskan Aristoteles membagi dua jenis kebahagiaan menjadi hedonia dan eudaimonia. Hedonia bisa tentang melakukan hal-hal baik dan bersenang-senang. Misalnya, merawat diri dan segala sesuatu yang memenuhi kebutuhanmu.
Sedangkan eudaimonia adalah jenis kebahagiaan yang bersumber dari menemukan kebaikan dan makna. Oleh karena itu, bahagia hanya bisa datang dari orang-orang yang memiliki makna nilai, dan tujuan dalam hidupnya.
“Ini sangat terkait dengan memenuhi kewajiban, berinvestasi dalam tujuan jangka panjang, mempertimbangkan kesejahteraan orang lain, dan mencapai tujuan pribadi,” tambahnya.
Tidak sulit mewujudkan kebahagiaan, salah satunya adalah realisasi keinginan sejati dengan realitas hidup. Serta lepaskan semua prasangka negatif agar kita bisa menikmati setiap momen dalam kehidupan.
“Bisa dengan memenuhi apa yg diinginkan harusnya realistis. Mengubah pikiran negatif. Dan, menikmati moment to moment hidup,” tekan Kak Olin.
Dalam kehidupan nyata seringkali keinginan yang ada dalam pikiran atau apa yang seseorang harapkan tidak menjadi kenyataan. Rasa sedih yang kita rasakan muncul secara alami dari bagian emosional batin.
“Manusia sangat wajar untuk merasa sedih dan tidak salah. Hanya kita perlu mengelola semua emosi kita. Apa pun itu agar terekspresikan dan tersalur dengan sesuai. Itu sebabnya setiap manusia berhak untuk bahagia. Bagaimanapun kehidupan berjalan sekarang sakit atau sehat, kaya atau miskin, bahagia atau sedih,” tutupnya.
Setiap orang berhak untuk memiliki kebahagiaannya, bahkan dengan cara yang paling sederhana sekalipun. (Elisa)