Jendral TNI Purn. Dr. Moeldoko Panglima TNI Tahun 2013 - 2015 Mengisi Kuliah Umum Di FH UNTAG Surabaya

  • 21 November 2016
  • latifah
  • 5987

Seorang pemimpin harus memahami perkembangan dengan sebaik-baiknya karena saat ini dunia tidak pernah kering dari perubahan. Perubahan dari waktu kewaktu begitu sangat dinamis, hampir tidak pernah berhenti kata Jendral TNI (Purn.) Dr. Moeldoko Panglima TNI Tahun 2013-2015 saat mengisi kuliah umum Fakultas Hukum UNTAG Surabaya mengenai tantangan dan peluang Indonesia tentang pentingnya karakter bangsa dalam pendidikan tinggi.

" Dunia tidak pernah kering dari perubahan, karena dari waktu kewaktu perubahan begitu sangat dinamis, hampir tidak pernah berhenti maka seorang pemimpin harus memahami perkembangan dengan sebaik-baiknya, disini nanti bagaimana pemimpin akan membangun sebuah komunikasi, sebuah perteman, membangun konteks harmonis secara bilateral maupun multirateral dengan memahami geopolitik, dan geostrategi maka langkah pemimpin itu akan bisa diterima oleh dunia dengan baik, " ucap Lemhannas terbaik tahun 2008

Akabri terbaik tahun 1981 ini melanjutkan bahwa pada saat ini negara kita telah berada di tengah-tengah perang kebudayaan. Perang kebudayaan tersebut yakni menggoyang keyakinan masyarakat, memutus hubungan masyarakat terhadap prinsip-prinsip utama negara, menjauhkan masyarakat dari berfikir efektif dengan tujuan mengkerdilkan bangsa dan negara. " Bukan akan menghadapi tapi kita telah berada di tengah-tengahnya, itulah keadaan sekarang bangsa ini ".

Dr. Moeldoko memaparkan bahwa ada 10 tren masa depan dan lima penentu masa depan yang harus penerus bangsa tahu. 10 tren tersebut adalah sumber energi, inovasi ekonomi, peningkatan SDM, harapan hidup 100 tahun, perubahan iklim, masa depan globalisasi, ancaman keamanan, ilmu pengetahuan yang aneh, masa depan individu, kebangkitan china dan lima penentu itu yakni perubahan (change), kecepatan (speed), resiko (risk), kompleksitas (complexity), mengejutkan (surprised).

Dia melanjutkan, " Suatu negara harus berani berinovasi karena Negara kita Indonesia sedang memiliki tantangan yaitu untuk meningkatkan gini ratio, penegakan hukum, hutang luar negeri, kemiskinan dan pengannguran, ancaman disintegrasi. Contoh seperti motto hidup saya innovate or die, kerana untuk menjadi seseorang yang berguna saja harus berani berinovasi apalagi sebuah negara. "

Kita lihat seperti tantangan abad 21 paradigma ‘knowledge worker’ yaitu adanya manajemen baru, strategi baru, pemimpin perubahan, tantangan informasi, produktifitas barbasis pengetahuan dan kemampuan mengelola diri sendiri. Kita kutip dari Peter senge, dia mengatakan bukan saja parameter perubahan sangat banyak tetapi juga karena sensitivitas perubahan yang lain dengan lingkungan yang lebih luas.

Penerus bangsa harus berani membuat resolusi untuk kemajuan negara dengan berani ber-inovasi, berani menghadapi "guncangan" saat inovasi mulai berkembang, berani tidak takut salah dan berani "out of the box". Kerana seperti kata David McClelland, Universitas Havard ciri-ciri Negara maju adalah negara yang diisi oleh orang-orang dengan need of achievement (kebutuhan akan prestasi) yang kuat, yang dicirikan oleh standar keunggulan dalam kerja, menyukai tantangan, mengambil tanggungjawab pribadi, disiplin dan berani mengambil resiko. Sebaliknya negara berkembang diisi oleh orang-orang dengan need for affiliaction (kebutuhan afiliasi) yang kuat.

" Orang - orang ini lebih mengutamakan pada kedekatan hubungan, jalinan kekerabatan, konformitas dan sensitive terhadap reaksi orang lain "

" Jika kita berani berinovasi maka Indonesia akan seperti prediksi bahwa pada tahun 2030 negara Indonesia akan jaya " Imbuh Panglima TNI Tahun 2013-2015.


https://untag-sby.ac.id
https://www.untag-sby.ac.id

N. S. Latifah

Redaksi yang malang melintang di bidang jurnalisme