Portal Berita Online YPTA 1945 Surabaya
Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya kembali menunjukkan dukungannya dalam membangun lingkungan kampus yang ramah disabilitas. Melalui Acara Deklarasi Kampus Ramah Disabilitas yang dilaksakan secara daring pada (19/11/21) menjadi bukti dukungan perwujudan kampus disabilitas.
Terbentuknya Komisi Layanan Disabilitas (KLD) pada 11 Oktober 2021 menjadi dukungan terwujudnya kampus disabilitas. KLD bertugas untuk mengkaji serta melakukan monitoring implementasi terkait kebijakan-kebijakan inklusidan diikuti pembentukan Pusat Layanan Disabilitas (PLD) yang dibentuk pada tanggal 17 November 2021.
Rektor Untag Surabaya, Prof. Dr. Mulyanto Nugroho, MM., CMA., CPA. menjelaskan pentingnya akomodasi khususnya perbaikan infrastruktur pada wilayah kampus guna menunjang akses disabilitas.
“Selain SDM, kami juga terus memperbaiki akomodasi seperti infrastruktur, sehingga seluruh wilayah dapat diakses oleh teman-teman penyandang disabilitas,” paparnya saat diwawancara (22/11/21)
Tak hanya berperan sebagai monitoring implementasi kebijakan inklusidan, komisi dan pusat layanan tersebut dibentuk dalam rangka merealisasikan cita-cita mulia sesuai yang diamanatkan UU No 8 Tahun 2016 tentang hak Penyandang Disabilitas.
“Adanya Komisi Layanan Disabilitas nantinya akan bisa berkordinasi untuk mengatur hal-hal teknis juga seperti penerimaan dosen, karyawan, hingga mengakomodasi sistem pembelajaran yang ramah dan adaptif. Kita harus mengubah mindset kita dalam pendidikan inklusif, dan kita akan fasilitasi agar dapat setara,” sambungnya
Lantaran tidak sedikit faktor pendukung yang ada, terwujudnya kampus disabilitas juga dapat dimulai dari pengenalan nilai dan sikap yang mencerminkan pendidikan inklusif di Perguruan Tinggi. Dapat dicontohkan melalui hal kecil, seperti sikap saling menerima dan peduli terhadap individu disabilitas.
Dalam hal ini, Untag Surabaya terus melalukan penyesuaian mulai dari akses jalan yang menghubungkan antar gedung, tombol pada lift sudah berbentuk timbul untuk mempermudah teman-teman tuna netra yang ingin mengakses lift. Selain itu terdapat beberapa toilet yang sudah dilengkapi dengan besi pegangan untuk memudahkan teman-teman disabilitas.
Kendati perbaikan infrastruktur sudah mulai disesuaikan, di sisi lain peningkatan kompetensi pada dosen dan karyawan juga perlu diperhatikan dalam membangun lingkungan kampus yang ramah disabilitas.
“Dosen dan karyawan juga harus berwawasan inklusif sehingga dapat memiliki kemampuan melakukan layanan pembelajaran yang akomodatif sesuai kebutuhan mahasiswa-mahasiswi yang beragam,” tutup Guru Besar Untag Surabaya tersebut
Universitas diharapkan mendukung penuh penyandang disabilitas, salah satunya dengan membuka akses pendidikan dan mempersiapkan lingkungan inklusif yang ramah dan akomodatif bagi mereka.
Reporter