Portal Berita Online YPTA 1945 Surabaya
Mahasiwa Untag Surabaya melalui program KKN pada 04 - 15 Januari 2022 kembangkan wisata edukasi budidaya maggot untuk peluang usaha warga Desa Karangsono, Kabupaten Blitar.
Melalui Broto selaku petugas kebersihan TPS, Senin, (10/01), Ilmi Nur Annisa, salah satu anggota kelompok KKN Desa Karangsono bersama anggota lainnya menggali informasi mengenai TPS yang juga digunakan sebagai budidaya maggot.
“Sebagai petugas kebersihan Pak Broto juga mengambil sampah dari rumah ke rumah setiap dua pekan sekali kemudian memilah sampah dan menguraikan sampah organik untuk menjadi pakan maggot hingga bisa dibudidayakan,” jelas Ilmi, mahasiswa Ilmu Komunikasi Untag Surabaya.
Mahasiswi semester 7 tersebut menjelaskan bahwa budidaya maggot ini menjadi sebuah peluang usaha yang cukup menggiurkan untuk Desa Karangsono karena cara perawatannya yang mudah dan biaya pengeluaran yang cukup murah membuat bisnis budidaya maggot berpeluang menghasilkan pundi-pundi rupiah. Tempat budidaya maggot yang ada di Desa Karangsono tidak begitu luas dan masih bergabung dengan Tempat Pembuangan Sampah (TPS).
“Budidaya maggot diawali dengan penetasan telur dari indukan lalat hitam dengan menggunakan potongan kayu sebagai tempat bertelurnya lalat. Dari satu indukan lalat bisa menghasilkan sebanyak 300-500 telur maggot,” tutur Ilmi.
Limbah dari sampah organik rumah tangga yang sudah dipilah dapat dimanfaakan sebagai makanan manggot. Maggot dipanen setelah usia tiga minggu dan dapat menghasilkan sebanyak satu sampai dua kwintal maggot untuk dijual kepada peternak unggas dan ikan sebagai pengganti pakan pabrikan.
“Budidaya ini berfungsi dalam menjaga kelestarian lingkungan dan dapat menjadi pengganti hampir 50% pakan pabrikan untuk ternak unggas. Budidaya maggot juga dapat berpotensi sebagai wisata edukasi untuk lebih memperkenalkan ke warga lokal hingga masyarakat luar Blitar dalam meningkatkan ekonomi desa,” tutup Ilmi. (Ratna)