Portal Berita Online YPTA 1945 Surabaya
Untuk menjamin terpenuhinya hak anak Indonesia mendapatkan layanan pendidikan yang bermutu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengirimkan 94 guru ke Malaysia. Guru - guru tersebut akan ditempatkan di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) atau Community Learning Center (CLC) yang tersebar di wilayah Sabah dan Sarawak.
Hingga saat ini terdapat 160 PKBM di dua wilayah tersebut, dengan rincian 115 pada jenjang Sekolah Dasar (SD) dan 45 pada jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP).
‘’Saya mohon untuk bisa melaksanakan tugas dengan sebaik - baiknya. Berikanlah yang terbaik untuk anak - anak Indonesia yang ada di sana dan kalian merupakan duta Indonesia yang mewakili Pemerintah dan Negara Indonesia sebagai wujud kepedulian Pemerintah terhadap nasib anak - anak Indonesia yang ada di luar negeri, khususnya di Malaysia,’’ ujar Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy, melalui keterangan tertulis website resmi Kemendikbud, (19/10).
Saat mengajar, Mendikbud meminta agar para guru memiliki kreativitas tinggi baik dalam metode ataupun strategi pembelajaran supaya bisa memberikan dorongan bagi anak untuk semangat dalam kegiatan belajar mengajar (KBM).
‘’Jangan hanya kegiatan rutin, melainkan betul - betul guru yang kreatif yang mencoba memberikan pengalaman belajar yang optimal kepada anak - anak Indonesia yang ada di Malaysia. Jadi tidak hanya transfer pengetahuan melainkan juga memberi mimpi - mimpi yang besar, karena mereka umumnya berasal dari keluarga petani,’’ tutur Muhadjir.
Mendikbud berharap para guru yang dikirim ke Malaysia bisa memainkan multi peran sehingga bukan hanya sekadar menjadi guru melainkan juga peran - peran lain termasuk memberikan inspirasi kepada anak – anak serta menanamkan nasionalisme kepada mereka.
‘’Karena bagaimanapun mereka tetap anak Indonesia dan mereka ditunggu baktinya untuk Indonesia. Memang target kita, mereka harus bisa pulang ke Indonesia dan bisa mendapatkan hak – haknya sebagai warga negara. Itu yang penting sekali. Oleh karena itu, saudara di sana akan berpartner dengan guru – guru lokal Malaysia yang memang kita pekerjakan. Tolong agar mereka juga dibimbing, jangan sampai mereka mengajar dengan standar – standar Malaysia terutama dalam aspek – aspek yang berkaitan dengan masalah keindonesiaan,’’ pungkas Mendikbud.
Sementara itu Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK), Supriano, mengungkapkan bahwa belum semua anak usia sekolah bisa bersekolah. Hal ini disebabkan anak - anak tersebut ikut bekerja bersama dengan orang tua mereka di perkebunan.
‘’Jumlah anak usia sekolah yang ada di perkebunan Malaysia ada sekitar 50.000 anak, sedangkan yang bisa kita dorong ke sekolah ada sekitar 18.000 anak. Karena itu, dibutuhkan kerja sama dengan orang tuanya dan harus ada keinginan anak itu untuk belajar. Alhamdulillah, yang lulus dari sekolah di Malaysia ini ada yang melanjutkan ke perguruan tinggi, contohnya UI, ITB, IPB, UGM. Artinya, anak - anak kita ini walaupun posisinya di mana, kalau diintervensi dengan pendidikan yang baik, dia juga punya kemampuan,’’ ujar Supriano.
Sumber : https://www.kemdikbud.go.id