Portal Berita Online YPTA 1945 Surabaya
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) melalui Siaran Pers Kemenristekdikti pada hari Minggu, (07/04/19) dengan No. : 69/SP/HM/BKKP/IV/2019 menyatakan bahwa tahun ini kembali menaikkan jumlah kuota beasiswa Bidikmisi. Hal tersebut bertujuan untuk entaskan rantai kemiskinan, dengan harapan berkurangnya pemuda – pemudi kurang mampu berhenti pendidikannya sampai SMA/SMK sederajat.
Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), Mohamad Nasir, mengatakan, pemuda dan pemudi Indonesia dari keluarga kurang mampu jangan putus asa untuk berkuliah. Melalui program beasiswa Bidikmisi, semua bisa diwujudkan. Dengan program ini, diharapkan dapat memutus rantai kemiskian di keluarga mereka serta mengurangi pengangguran dimasa depan.
‘’Kalau seseorang semakin pintar, pasti dia akan mampu menggerakkan ekonomi. ‘’Economic capacity and analysis’’ – nya pasti akan lebih baik. Sumber daya manusia (SDM) yang punya pendidikan lebih baik, dia akan menerima tantangan global dan beradaptasi dengan lebih mudah. Seseorang yang mempunyai latar belakang pendidikan yang semakin tinggi, akan dipastikan mampu berinovasi lebih baik,’’ ungkap Menristekdikti di hadapan media.
Nasir menyatakan, saat ini Pemerintah RI sudah meningkatkan jumlah beasiswa Bidikmisi untuk mahasiswa dan mahasiswi baru dari 90 ribu pada tahun 2018, menjadi 130 ribu mahasiswa dan mahasiswi baru di tahun 2019. Menteri Nasir menyatakan Pemerintah RI puas dengan kinerja akademik dari para mahasiswa dan mahasiswi Bidikmisi dan juga pencapaian profesional para lulusan Bidikmisi yang banyak menjadi orang sukses.
‘’Yang gagal (lulus) hanya 1 persen dari program Bidikmisi. Sembilan puluh sembilan persennya (99%) berhasil lulus. Sebagai contoh di Universitas Jember, ada anak – anak Bidikmisi yang IPK – nya 3,95. Hal ini tidak mudah, untuk mendapatkan IPK di atas 3.0. Bagaimana mereka belajar itu, sangat luar biasa dan benar – benar memberikan inspirasi bagi mahasiswa lainnya. Sungguh saya sangat mengapresiasi mereka,’’ ungkap Menristekdikti.
Menteri Nasir menyatakan kunci keberhasilan mahasiswa dan mahasiswi Bidikmisi, terletak pada daya tahan mereka dalam menghadapi tantangan di perguruan tinggi dan dunia kerja.
‘’Mahasiswa Bidikmisi itu memang berasal dari keluarga kurang mampu, tapi Negara selalu hadir untuk mereka, sehingga mereka seperti mendapatkan angin segar dan percaya diri, melalui program beasiswa Bidikmisi. Dengan adanya program beasiswa ini, daya tahan mereka sangat tinggi. Walaupun mereka biasa hidup kurang mampu, tetapi hal ini memberikan nilai positif karena otomatis membangun karakter daya juang yang tangguh dan keras. Sehingga jika mendapatkan umpan sedikit, mereka bisa berlari dengan cepat,’’ ungkap Nasir.
Menteri Nasir menyatakan Pemerintah RI mengalokasikan program beasiswa Bidikmisi bagi mahasiswa dan mahasiswi yang kurang mampu, untuk menekan angka kemiskinan dan angka pengangguran di Indonesia, terutama dalam empat tahun terakhir.
‘’Jangan sampai pada saat Indonesia mendapat bonus demografi, sumber daya manusia (SDM) – nya tidak berkualitas, karena jika hal itu terjadi malah akan menjadi malapetaka di Indonesia. Bukan kemiskinan semakin mengecil, tapi akan melebar. Oleh sebab itu Negara selalu hadir, melalui pemberian program beasiswa,’’ ungkap Menteri Nasir.
Menristekdikti mencontohkan, bahwa dirinya dulu turut berjuang saat berkuliah di Universitas Diponegoro.
‘’Saya sendiri anak petani. Orang tua saya tidak mampu membiayai saya kuliah di Perguruan Tinggi di Universitas Diponegoro saat itu. Saya kerja sambil kuliah. Saya tidak pernah bermimpi dari anak petani sampai sekarang bisa menjadi Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi di Indonesia,’’ ungkap Nasir.
Selanjutnya, Menristekdikti juga memberikan saran kepada para mahasiswa dan mahasiswi Bidikmisi agar dapat melampaui mahasiswa dan mahasiswi lainnya.
‘’Kalau Anda ingin sukses, ada kunci yang Anda perlu pahami, yaitu pintar, kendel, dan benar. Anak Bidikmisi biasanya sudah pintar, tapi kendelnya harus ditambah. Kendel itu bahasa Indonesianya berani. Pintar tapi tidak kendel, bisa jadi pengangguran. Kendel tapi ga pintar, jadi ngawur. Jangan sampai seperti itu. Kita juga harus selalu benar,’’ arahan Menteri Nasir.
Besaran Biaya Bidikmisi sendiri sebesar 6,6 Juta Rupiah/Mhs/Semester yang terdiri atas 2 komponen :
1. Bantuan biaya penyelenggaraan pendidikan sebesar Rp2.400.000,00 (dua juta empat ratus ribu rupiah) per-semester per – mahasiswa.
2. Bantuan biaya hidup yang dibayarkan ke rekening mahasiswa sebesar Rp 4.200.000,00 (empat juta dua ratus ribu rupiah) per – semester per mahasiswa yang ditetapkan dengan SK Rektor/Direktur/Ketua.
Pada PTN, bantuan biaya penyelenggaraan pendidikan dibayarkan ke rekening PT dan bantuan biaya hidup dibayarkan ke rekening mahasiswa. Pada PTS, bantuan biaya penyelenggaraan pendidikan dan bantuan biaya hidup dibayarkan ke rekening LLDIKTI.
Selain kedua biaya tersebut, setiap tahunnya PT memperoleh biaya pengelolaan program yang jumlahnya dihitung berdasarkan kuota awal Bidikmisi tahun berjalan. Pada tahun 2019, besarnya biaya pengelolaan yang diterima PT adalah Rp. 300.000 x kuota awal 2019.
Penerima Bidikmisi tidak dibebankan biaya pendidikan apapun kecuali biaya pendidikan lainnya yang tidak wajib seperti field trip, biaya kerja lapangan, biaya penunjang pendidikan yang bersifat komunal seperti jas almamater/buku teks, dan biaya wisuda.
Sumber :
- https://ristekdikti.go.id/kabar/dapat-entaskan-kemiskinan-di-keluarganya-pemuda-kurang-mampu- didorong-ikut-beasiswa-bidikmisi/
- https://bidikmisi.belmawa.ristekdikti.go.id/petunjuk/17
Reporter : MKM
Editor : LA_unda