Portal Berita Online YPTA 1945 Surabaya
Beberapa pekan terakhir, masyarakat Indonesia dihebohkan dengan munculnya beberapa kerajaan fiktif dari beberapa wilayah. Contohnya seperti Keraton Agung Sejagad, King of The King, hingga Sunda Empire di Bandung.
Diketahui jumlah pengikut atau anggota dari kerajaan – kerajaan tersebut cukup banyak, setidaknya ada ±400 orang yang bergabung dalam kerajaan atau keraton tersebut.
Menanggapi hal tersebut, Dr. Andik Matulessy, M.Si., Pakar Psikologi Sosial Untag Surabaya berpendapat, ada dua hal yang melatarbelakangi terbentuknya kerajaan fiktif tersebut, yaitu adanya gangguan psikologis yang disebut dengan delusi (Delusion of Grandeur) dan persuasi penipuan.
‘’Saya melihat kerajaan Sunda Empire di Bandung itu karena gangguan psikologis delusi dari perseorangnya, sedangkan kalau Keraton Agung Sejagat di Purworejo itu cenderung lebih ke persuasif,’’ jelasnya saat ditemui di ruangan Pusat Pelayanan Psikologi Untag Surabaya, (28/01).
Selanjutnya, pria yang menjadi Ketua II HIMPSI Pusat itu menerangkan, delusi adalah seseorang yang mengalami gangguan karena memiliki imajinasi, pemikiran dan emosi – emosi yang sebenarnya itu irrasional atau jauh dari realita. Selain itu, mereka yang mendirikan kerajaan mampu mempersuasi orang dengan cara menganggap sesuatu yang irrasional menjadi rasional. Seperti akan menambah kekayaan, merubah status ekonomi dan lain sebagainya. ‘’Yang ketiga dia konsisten dalam kebohongan dengan cara mengatakannya secara berulang – berulang. Sehingga dapat menibulkan rasa percaya kepada pengikutnya,’’ ungkapnya.
Sedangkan dari sisi orang yang terkena dampak atau para pengikutnya, Ketua PLP Untag Surabaya itu menganggap masyarakat sakit karena mempercayai sesuatu yang tidak nyata menjadi nyata. Biasanya kelompok – kelompok pengikut tersebut frustasi dengan kondisi dirinya sendiri maupun kondisi eksternal sehingga mudah untuk di pengaruhi.
Berkaitan dengan pendidikannya juga relatif rendah, sehingga lebih mudah untuk terbohongi dan direkrut. Bisa dilihat kebanyakan munculnya kerajaan – kerajaan seperti di daerah pedalaman yang susah terjangkau banyak orang. Karena dengan begitu masyarakat tidak mempunyai referensi lain sehingga lebih mudah terdoktrin dan direkrut. Contohnya di Purworejo.
Andik berpendapat dengan munculnya kerajaan seperti ini dan di viralkan di media sosial, ia percaya bakal ada kerajaan – kerajaan lagi berikutnya.
‘’Kalau itu terjadi masyarakat akan semakin sakit karena delusi akan menjadi penyakit yang membahayakan,’’ tutup pria kelahiran Bojonegoro itu.