Portal Berita Online YPTA 1945 Surabaya
Dr. Lismawati, S.Pd., M.Pd., merampungkan studi S3 Doktor Ilmu Administrasi FISIP di Untag Surabaya dengan mengikuti ujian disertasi, bertempat di Meeting Room Lt. 1 Graha Wiyata, Rabu (11/01).
Dengan pemilihan judul disertasi Analisis Manajemen Sekolah Dalam Mewujudkan Budaya Mutu di Kota Madiun, mengantarkannya dalam memperoleh nilai sangat memuaskan.
Seorang Kepala Dinas Pendidikan Madiun tersebut menejelaskan bahwa tujuan penelitian disertasinya untuk mengidentifikasi dan menganalisis manajemen sekolah, menganalisis faktor penghambat dan pendukung manajemen sekolah, serta menyusun model manajemen sekolah dalam mewujudkan budaya mutu.
“Untuk mencapai pelayanan publik bermutu diperlukan suatu sistem yang menjadi standar pelayanan publik. Budaya mutu pendidikan dasar dan menengah hakikatnya kesatuan unsur yang terdiri atas organisasi, kebijakan, dan proses terpadu yang mengatur segala kegiatan untuk meningkatkan mutu,” paparnya.
Sehubungan dengan program unggulan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) yakni merdeka belajar kampus merdeka, para guru memiliki posisi sebagai penggerak merdeka belajar yang dituntut tak hanya mampu mengajar dan mengelola kegiatan kelas secara efektif, namun juga membangun hubungan efektif kepada siswa.
“Mutu pendidikan di sekolah cenderung tidak meningkat jika tidak diiring dengan budaya mutu. Standar mutu yang telah ditetapkan pemerintah berbeda dengan realita dan berdampak pada kualitas dan mutu hasil pendidikan yang tidak sepadan,” ujar Kepala Dinas Pendidikan Madiun tersebut.
Diakhir pemaparan disertasinya, Lismawati memberikan kesimpulan dari penelitian yang telah ia lakukan bahwa menejemen Sekolah Dasar di Kota Madiun telah memenuhi kriteria mutu namun dalam pelaksanaannya belum mencapai target karena SD di Kota Madiun belum mencapai standar nasional pendidikan.
“Karena belum tercapainya standar nasional pendidikan tersebut, manajemen sekolah belum berjalan sesuai dengan standarnya, sehingga dapat diinformasikan bahwa manajemen sekolah tidak berlangsung secara optimal dan budaya mutu belum terwujud sesuai dengan yang diharapkan oleh pemerintah,” tutupnya. (Ratna)