Kerja 9-to-5 vs Jadi Freelancer: Pilih Mana?

  • 08 Mei 2025
  • Fahmi
  • 71

Dunia kerja kini tengah mengalami perubahan besar. Pola kerja konvensional 9-to-5 mulai dipertanyakan, terutama oleh generasi muda yang mendambakan fleksibilitas dan keseimbangan hidup. Di sisi lain, tren freelance kian diminati pasca pandemi, karena terbukti produktivitas tidak selalu bergantung pada kehadiran fisik di kantor. Sementara itu, kerja kantoran masih dipilih banyak orang karena jaminan stabilitas dan karir yang terstruktur. Lalu, mana yang paling ideal untuk masa depan?


Meskipun menawarkan fleksibilitas, dunia freelance bukan tanpa tantangan. Menjadi freelancer menuntut disiplin tinggi, manajemen waktu yang ketat, serta kemampuan komunikasi yang efektif dengan klien dari berbagai latar belakang. Tak jarang penghasilan menjadi tidak stabil—bulan ini penuh proyek, bulan depan bisa sepi pekerjaan. Selain itu, freelancer harus mengurus sendiri pajak, jaminan sosial, dan asuransi. Sebaliknya, kerja kantoran memang menawarkan kepastian gaji, tunjangan, dan jenjang karir. Namun, tekanan kerja, jam kerja yang padat, dan rutinitas yang membosankan bisa memicu stres bahkan burnout.




Baik kerja freelance maupun kantoran memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Penting untuk mempertimbangkan faktor emosional dan psikologis, bukan hanya soal pendapatan. Apakah seseorang nyaman bekerja dalam struktur dan aturan tetap, atau justru lebih produktif ketika bekerja secara fleksibel? Pola kerja yang ideal sangat bergantung pada karakter, kebutuhan, dan visi hidup masing-masing individu.






Pada akhirnya, tidak ada sistem kerja yang mutlak lebih baik. Yang terpenting adalah bagaimana seseorang mampu bertanggung jawab atas pilihannya, siap secara mental dan finansial, serta terus belajar dan berkembang di jalur karier yang ia tempuh. Sukses bukan soal di mana kamu bekerja, tetapi bagaimana kamu bekerja dan tumbuh di dalamnya.


https://untag-sby.ac.id
https://www.untag-sby.ac.id

Fahmi

Reporter

\