Kesehatan Mental

  • 21 Oktober 2024
  • 72

Kesehatan mental adalah fondasi dari kesejahteraan secara keseluruhan. Ia mencakup cara kita berpikir, merasakan, bertindak, dan berinteraksi dengan orang lain. Sama seperti kesehatan fisik yang memerlukan perawatan rutin, kesehatan mental juga membutuhkan perhatian dan pemeliharaan. 


Isu kesehatan mental sering kali diabaikan atau bahkan dipandang sebelah mata oleh masyarakat. Ini terjadi karena stigma yang melekat pada masalah kesehatan mental, yang membuat banyak orang enggan membicarakan atau mencari bantuan ketika mereka mengalaminya.


Seseorang dengan kesehatan mental yang baik mampu menghadapi tantangan hidup dengan lebih baik. Mereka lebih mampu beradaptasi dalam situasi sulit, memiliki hubungan interpersonal yang sehat, serta mampu mengelola stres dengan efektif. Sebaliknya, ketika kesehatan mental terganggu, hal itu bisa mempengaruhi berbagai aspek kehidupan, mulai dari kinerja di tempat kerja atau sekolah, hubungan sosial, hingga kesejahteraan fisik. 


Gangguan mental seperti depresi, kecemasan, gangguan bipolar, dan PTSD (post-traumatic stress disorder) adalah beberapa kondisi yang sering dialami oleh banyak orang, namun sering kali tidak terlihat dari luar. Depresi, misalnya, lebih dari sekadar merasa sedih. Ini adalah kondisi yang melibatkan perasaan hampa, kehilangan minat dalam aktivitas yang dulu dinikmati, serta penurunan energi yang ekstrem. Orang yang mengalami depresi mungkin sulit untuk bangun dari tempat tidur, melakukan tugas sehari-hari, atau bahkan berinteraksi dengan orang-orang di sekitarnya. Tanpa intervensi yang tepat, depresi bisa menyebabkan gangguan dalam kehidupan sehari-hari dan bahkan berujung pada pikiran atau tindakan bunuh diri.


Gangguan kecemasan juga menjadi masalah yang umum. Ini lebih dari sekadar merasa gugup atau khawatir tentang sesuatu. Orang dengan gangguan kecemasan sering kali mengalami kekhawatiran yang berlebihan tentang hal-hal kecil atau skenario yang mungkin tidak terjadi sama sekali. Ini dapat mempengaruhi kualitas tidur, pola makan, hingga hubungan sosial, karena mereka mungkin menghindari situasi yang memicu kecemasan. Serangan panik yang tiba-tiba bisa sangat menakutkan dan melumpuhkan seseorang, membuat mereka merasa kehilangan kendali atau mengalami gejala fisik seperti jantung berdebar cepat, sesak napas, atau pusing.


Stigma sosial terhadap masalah kesehatan mental memperburuk situasi ini. Banyak orang yang takut dianggap lemah, tidak mampu, atau bahkan "gila" jika mereka mengakui bahwa mereka sedang berjuang dengan kesehatan mental mereka. Akibatnya, banyak orang yang memilih untuk tetap diam dan menanggung beban sendiri. Ini bisa menyebabkan kondisi mereka semakin buruk dan memperpanjang waktu pemulihan. Padahal, mencari bantuan adalah langkah penting dalam proses penyembuhan.


Kesehatan mental yang terganggu tidak hanya mempengaruhi individu, tetapi juga keluarga, teman, dan masyarakat di sekitarnya. Mereka yang memiliki gangguan kesehatan mental seringkali membutuhkan dukungan dari lingkungan sekitar. Dukungan ini bisa berupa mendengarkan tanpa menghakimi, menawarkan bantuan dalam aktivitas sehari-hari, atau sekadar berada di samping mereka saat mereka merasa terpuruk. Dalam banyak kasus, terapi atau konseling dengan seorang profesional, seperti psikolog atau psikiater, dapat sangat membantu. 


Terapi kognitif-behavioral (CBT) dan terapi berbasis kesadaran (mindfulness) adalah dua pendekatan yang sering digunakan untuk membantu individu mengelola gangguan kecemasan dan depresi.


Selain itu, penting juga bagi individu untuk mengambil langkah-langkah aktif dalam menjaga kesehatan mental mereka. Ini bisa dimulai dengan rutinitas harian yang sehat. Olahraga teratur, misalnya, dapat membantu melepaskan endorfin, zat kimia di otak yang dapat meningkatkan suasana hati. Tidur yang cukup juga penting untuk memastikan otak mendapatkan istirahat yang diperlukan untuk berfungsi dengan baik. Pola makan yang sehat, kaya akan nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh dan otak, juga berkontribusi pada kesehatan mental yang baik.


Melakukan aktivitas yang disukai, seperti hobi, juga bisa membantu mengalihkan pikiran dari stres dan kecemasan. Selain itu, penting juga untuk menyadari bahwa tidak apa-apa untuk merasa lelah atau tertekan pada saat-saat tertentu. Setiap orang memiliki batasnya, dan mengenali kapan kita perlu beristirahat atau meminta bantuan adalah bagian penting dari menjaga kesehatan mental.


Di tingkat sosial dan institusional, kesadaran akan pentingnya kesehatan mental telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Banyak organisasi, termasuk pemerintah, mulai lebih serius menangani masalah ini dengan menyediakan layanan kesehatan mental yang lebih mudah diakses, baik secara online maupun tatap muka. Kampanye untuk menghilangkan stigma kesehatan mental juga semakin gencar dilakukan, dengan harapan bahwa semakin banyak orang yang merasa nyaman untuk mencari bantuan ketika mereka membutuhkannya.


Secara keseluruhan, kesehatan mental adalah aspek penting dari kehidupan yang tidak boleh diabaikan. Dalam dunia yang penuh dengan tuntutan, tekanan, dan ketidakpastian, menjaga kesehatan mental adalah kunci untuk menjalani hidup yang lebih bermakna, produktif, dan bahagia. Kesehatan mental adalah investasi jangka panjang yang akan berdampak pada kualitas hidup kita sekarang dan di masa depan. (FA)


https://untag-sby.ac.id
https://www.untag-sby.ac.id