Portal Berita Online YPTA 1945 Surabaya
Pada Rapat Terbuka Senat Universitas Wisuda ke-128 Program Sarjana, Magister, dan Doktor Semester Gasal 2023/2024, 1209 wisudawan Untag Surabaya kembali diberikan pembekalan oleh Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah VII Jawa Timur, Sabtu (2/3/24).
Pada kesempatan tersebut, Prof. Dr. Dyah Sawitri, S.E., M.M. Kepala LLDikti Wilayah VII Jawa Timur, memberikan ucapan selamat kepada para wisudawan.
“Saya dan jajaran mengucapkan selamat dan sukses untuk Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya yang telah melakukan wisuda Sarjana, Magister, dan Doktor, apa yang menjadi tujuan pendidikan tinggi melalui Untag Surabaya betul-betul diwujudkan untuk membentuk SDM unggul Indonesia maju,” ucapnya (2/3/24)
Prof. Dyah sapaan akrabnya, menekankan bahwa para wisudawan harus memahami konsep pembelajaran setelah menjadi alumni.
“LLDIKTI Wilayah VII Jawa Timur berharap para wisudawan mengisi tracer study oleh Kementerian Belmawa, terkait kompetensi dari program studi masing-masing. Hal ini penting untuk jaminan kekuatan hasil pendidikan tinggi di Indonesia melalui management information system higher education quality assurance dapat terjuwud oleh perguruan tinggi,” kata Prof. Dyah
Hal ini juga dikaitkan dengan program Kementrian Pendidikan, yaitu Merdeka Belajar Episode-26 yang ditujukan bagi perguruan tinggi dan para dosen, agar rekognisi terhadap kurikulum dapat menjadi lebih fleksibel.
“Pada Merdeka Belajar Episode-26, terdapat 2 hal penting yang masyarakat luas harus tahu. Pertama adalah mengenai transformasi pendidikan tinggi, dan terkait dengan input, process, serta output,” terangnya.
Dalam transformasi sistem pendidikan tinggi, tidak lagi membutuhkan skripsi untuk lulus S1, tesis untuk lulus S2, atau disertasi untuk lulus S3. Namun, menggunakan prototipe atau proyek-proyek dengan dampak multipel dalam kehidupan masyarakat, yang memberikan nilai langsung kepada pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.
“Ini contoh sederhana bagaimana kita mengimplementasikan Merdeka Belajar Episode ke-26. Yang terpenting, kita harus mampu megoptimalkan mata kuliah, sehingga mata kuliah pada masing-masing program studi benar-benar menjadi wadah kompetensi yang dihasilkan untuk mewujudkan skill yang menjadi kebanggaan para lulusan. Hal ini merupakan komitmen bersama dalam memperkuat pendidikan tinggi di Indonesia,” tegas Prof. Dyah
Semetara dalam hal input, process, dan output, menjadi tolak ukur keberhasilan untuk mencapai mutu atau kualitas pembelajaran dalam pendidikan tinggi di Indonesia.
“Pada input, termasuk dosen, tenaga kependidikan, laboran, pustakawan, sarana dan prasarana pendukung, dan kurikulum yang memadai, serta yang paling penting saat ini adalah kontrak kuliah tidak hanya untuk mancapai Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL), Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK), Sub-CPMK, dan Indikator, tetapi untuk mampu melakukan dan melaksanakan lima anti yang menjadi kebijakan Kementrian Pendidikan, yaitu Anti kekerasan seksual, Anti narkoba, Anti korupsi, Anti intoleransi, dan Anti bullying,” jelasnya.
Ini merupakan komitmen dan tanggung jawab bersama bahwa perguruan tinggi di Wilayah VII Jawa Timur, mulai dari Agustus 2024, harus melaksanakan dan menerapkan lima kebijakan anti yang ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan.
“Dalam proses pembelajaran, termasuk bagaimana dosen mengajar, cara belajar mahasiswa, dan metode yang digunakan untuk mencapai CPL, CPMK, SUBCPMK, dan Indikator, serta bagaimana proses belajar daring dilakukan. Yang terpenting adalah mencatat hasil pembelajaran daring, termasuk absensi mahasiswa, absensi dosen, dan semua catatan terkait kegiatan pembelajaran,” imbuhnya.
Selain itu, Ketua LLDikti VII berharap bahwa para wisudawan dapat membuka dan menciptakan lapangan kerja yang memberikan impact besar bagi masyarakat.
“Luaran yang diharapkan lulusan perguruan tinggi di Wilayah VII Jawa Timur mampu mencetak kerja, bukan pencari kerja. Para wisudawan harus selalu mempunyai komitmen untuk mengimplementasikan science, knowledge, now how, and skill, sehingga punya multiplayer effect dalam kehidupan, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara,” tutup Prof. Dyah
Perguruan tinggi di wilayah VII Jawa Timur, termasuk Untag Surabaya, harus mengoptimalkan peluang dan kekuatan baru dari perubahan kebijakan untuk mewujudkan SDM unggul Indonesia, SDM unggul Indonesia emas, SDM Unggul Indonesia Maju, SDM Unggul Pemimpin Masa Depan, SDM Mensejahterakan Masyarakat, serta SDM Unggul sebagai Investasi Strategis untuk bersaing secara nasional maupun internasional. (Arvina)