Portal Berita Online YPTA 1945 Surabaya
J. Subekti, S.H., M.M., Ketua Yayasan Perguruan 17 Agustus 1945 Surabaya, mempunyai perhatian khusus terhadap sejarah Indonesia modern. Hal Ini disampaikan dalam Acara “Kolaborasi Pemuda Indonesia Dalam Sumpahnya” bertempat di Ruang Auditorium Rektorat Lantai 6 (31/10).
Menurutnya, melalui kaum muda dan intelektual di Indonesia pada awal tahun 2000, mulai membahas tentang nasionalisme menjadi lebih spesifik. Latar belakang yang memunculkan dinamika tersebut tidak lain adalah berbagai bentuk perubahan yang dialami Indonesia.
“Awal tahun 20000 adalah di mana ide-ide baru tentang pendidikan, industri, urbanisasi, kemunduran masyarakat berumur dan perkembangan teknologi mulai memasuki kehidupan sosial, di masyarakat dan pemerintahan” ungkap Bekti.
Di Indonesia sendiri tentunya juga merasakan hal yang sama dengan meningkatnya keruntuhan masyarakat berumur yang “gagal” atau tidak bisa beradaptasi dengan segala macam perubahan yang terjadi di sana.
“Akibatnya, akan terjadi pergolakan sosial antara masyarakat lama dan masyarakat baru, sehingga menimbulkan fenomena kesenjangan generasi. Sebagaimana kondisi seperti itu menjadi dasar munculnya peran politik pemuda di awal tahun 2000,” tuturnya.
Dalam pandangan Ketua YPTA Surabaya, peran penting pemuda tidak terbatas pada periode tertentu seperti perang dan revolusi. Pentingnya peran dan kedudukan pemuda, menurut dia, sangat berpengaruh pada kondisi kemiskinan yang dialami oleh para aktor politik dalam aspek kenegaraan.
“Kita dapat melihat bagaimana kaum muda dapat memainkan peran penting bagi masa depan suatu bangsa. Dulu sekelompok mahasiswa Indonesia yang belajar di Belanda telah membentuk Perhimpunan Indonesia (PI). Kemudian PI mengobarkan semangat dan konsep nasionalisme, terutama dalam kaitannya dengan pandangan masa depan bangsa Indonesia,” katanya.
Sebelum menutup acara J. Subekti, mengajak pertukaran mahasiswa untuk memaksimalkan potensi diri masing masing agar dapat melewati tiga tantangan Indonesia saat ini.
“Mahasiswa harus cerdas dalam memaksimalkan potensi diri, kalian merupakan agen perubahan, agen pembangunan dan agen pembaruan. Peran pemuda akan selalu ada dalam setiap nafas perjuangan bangsa Indonesia, dan bahkan hingga hari ini pemuda tetap dan akan selalu memiliki “tangan emas” dalam setiap gejolak kebangsaan di negeri tercinta ini,” pungkasnya. (Nabila)