Portal Berita Online YPTA 1945 Surabaya
Pentingnya memiliki brand yang kuat tidak sekadar menjadi opsi, tetapi telah menjadi suatu kebutuhan esensial di berbagai sektor, termasuk instansi pendidikan. Sebuah institusi pendidikan tidak bisa lagi mengabaikan arti strategis dari memiliki identitas brand yang kuat dan meyakinkan.
Crafting Content Workshop 2024 ‘Seni Membangun Digital Branding melalui Konten dan Tulisan’ yang diadakan oleh divisi Umum dan Informasi Direktorat Sistem Informasi (DSI) Yayasan Perguruan Tinggi 17 Agustus (YPTA) Surabaya, Herma Retno Prabayanti, S.E., M.Med.Kom., CPS., CPDM, seorang ahli branding, membahas aspek kunci dari brand identity hingga brand reputation.
Bunda Herma, sapaan akrabnya, memberikan materi terkait delapan aspek kunci branding, antara lain brand identity, brand positioning and messaging, brand experience, brand communication, brand differentiation, brand awareness, brand loyalty, dan brand reputation.
“Brand identity bukan hanya sebatas logo dan warna, tetapi juga mencakup nilai-nilai, visi, dan misi institusi pendidikan yang merupakan cerminan dari apa yang ingin disampaikan oleh institusi pendidikan kepada masyarakat luas," ungkapnya (1/2/24).
Peserta yang terdiri dari guru SMP 17 Agustus 1945 (SMPTAG) Surabaya, SMA 17 Agustus 1945 (SMATAG) Surabaya, dosen, dan tenaga pendidik di lingkungan YPTA Surabaya, diajak untuk mengamati visual pada media sosial dari masing-masing satuan pendidikan.
Kemudian, Herma membahas brand positioning and messaging, menekankan bahwa menempatkan institusi dengan bijak dan tepat dalam benak masyarakat adalah langkah krusial dalam membangun citra positif.
“Brand positioning melibatkan pemahaman mendalam tentang audiens target dan bagaimana institusi ingin dilihat oleh mereka. Messaging yang konsisten dan relevan sangat diperlukan,” ujarnya.
Sementara itu, brand experience tidak hanya terbatas pada saat pertama kali seseorang berinteraksi dengan institusi pendidikan, melainkan melibatkan setiap titik kontak. Mulai dari website, proses pendaftaran, pembelajaran, hingga profil lulusan, semuanya harus menciptakan pengalaman yang positif dan konsisten.
Brand communication menjadi fokus menyoroti pentingnya menyampaikan pesan dengan jelas dan efektif.
“Komunikasi yang baik tidak hanya mengandalkan kata-kata, tetapi juga menggunakan visual dan elemen-elemen lainnya secara cerdas,” tutur Bunda Herma.
Brand differentiation juga menjadi pembahasan yang ditekankan oleh Herma, menyoroti pentingnya untuk menonjol di tengah keramaian dan persaingan yang ketat.
“Institusi pendidikan harus memiliki keunikan atau keunggulan yang membedakannya dari yang lain. Ini bisa melibatkan program unggulan, fasilitas kampus, atau pendekatan pendidikan yang inovatif," imbuh Dosen Unesa tersebut.
Brand awareness juga penting dalam mengingkatkan keberadaan institusi pendidikan di benak masyarakat.
“Tanpa brand awareness yang baik, institusi akan sulit bersaing dan berkembang. Penting untuk memanfaatkan berbagai saluran komunikasi dan media untuk meningkatkan visibilitas,” tuturnya.
Sementara itu, brand loyalty bukan hanya tentang memiliki pelanggan tetap, melainkan juga tentang membangun hubungan jangka panjang dengan mereka. Ini melibatkan pelayanan yang baik, responsif terhadap kebutuhan, dan terus-menerus meningkatkan kualitas layanan
Pembahasan terakhir, mengenai Brand Reputation, Herma menegaskan pentingnya menjaga dan mengelola citra positif dengan cermat. Brand reputation dapat sangat memengaruhi keputusan calon peserta didik dan stakeholders lainnya. Penting untuk memiliki strategi tanggap krisis dan mengatasi isu-isu yang mungkin muncul.
“Semua aspek ini saling terkait dan harus dikelola secara holistik demi menciptakan konsistensi dan keberlanjutan dalam membangun serta memelihara identitas institusi pendidikan masing masing. Untuk itu sangat penting melibatkan tim yang solid dan berkolaborasi agar setiap eleme dapat diintegrasikan dengan efektif,” tutupnya (Nabila)