Kurikulum Merdeka Bantu Siswa Temukan 'Ruang'

  • 22 Februari 2022
  • 1039

Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah meluncurkan Merdeka Belajar episode kelima belas yakni Kurikulum Merdeka dan Platform Merdeka Mengajar.

 

Dianggap sebagai salah satu opsi pemulihan pembelajaran akibat pandemi, Kurikulum Merdeka menjadi jawaban atas krisis pembelajaran (learning loss).

 

Lebih dari itu, esensi kurikulum ini juga akan menciptakan ruang bagi setiap individu tumbuh dan berkembang sesuai fitrah keunikannya masing-masing. Hal ini membantu siswa dalam menemukan ‘ruang’nya.

 

Dilansir dari laman resmi Kemendikbudristek, Pelaksana Tugas Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran Kemendikbudristek Zulfikri Anas menegaskan bahwa setiap manusia memiliki keistimewaan dan ‘ruang’ masing-masing, (17/2/2022).

 

“Tidak ada anak yang tidak punya tempat dalam kehidupan, maka tugas kita adalah membantu anak menemukan ‘ruang’ yang sudah disediakan dalam kehidupan” Ujarnya.

 

Tak hanya mengutamakan kemampuan (skills) atau pengetahuan siswa, sebuah kurikulum adalah proses, iklim, suasana, budaya belajar yang memanusiakan manusia.

 

Pada Kurikulum Merdeka, Guru dibebaskan untuk memilih format, pengalaman, dan materi yang cocok untuk tujuan pembelajaran. Sedangkan dari sisi siswa, mereka punya ruang seluas mungkin untuk mengeksplor keunikan dirinya masing-masing.

 

“Mari para guru bergerak bersama menyentuh hati peserta didik kita. Guru harus mengenali anak didiknya lebih dalam, kemudian memetekan kompetensi siswa dalam bentuk portofolio” Jelasnya.

 

Lembaga pendidik harus mampu menciptakan budaya perilaku positif dalam mencetak sumber daya manusia yang berkualitas. Tolak ukur keberhasilan Kurikulum Merdeka adalah keceriaan dan kebahagiaan anak dan kemampuan berkolaborasi menyelesaikan beragam persoalan.  (Vania)


https://untag-sby.ac.id
https://www.untag-sby.ac.id